Gaza, MINA – Pasukan Pendudukan Israel (IOF) menolak permintaan mendesak yang diajukan oleh UNRWA untuk mengevakuasi warga yang terjebak di bawah reruntuhan akibat genosida Israel yang dilakukan di Gaza Utara.
Pejabat media UNRWA, Enas Hamdan, mengatakan dalam sebuah pernyataan pers pada Senin (21/10), IOF menolak permintaan UNRWA, sementara kelaparan semakin parah di Gaza Utara akibat genosida Israel dan kebijakan pembersihan etnis yang dialami warga sipil Palestina di sana.
“Selama dua pekan terakhir, kami telah berulang kali memperingatkan bahwa memperketat pengepungan di Jabalia dan provinsi utara secara umum memperburuk kondisi bencana, dan operasi militer Israel yang sedang berlangsung membahayakan puluhan ribu warga sipil,” kata Pejabat PBB tersebut.
“Selain itu, serangan militer di Gaza Utara memutus akses warga terhadap kebutuhan yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup, termasuk air,” ujar Hamda. Ia memperingatkan kamp Jabalia telah dikepung selama lebih dari dua pekan,
Baca Juga: Tradisi Pembuatan Sabun Nablus Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO
“Kami menerima informasi tentang keluarga-keluarga yang terjebak di rumah mereka, dengan air dan makanan yang hampir habis, dan gambar-gambar yang datang dari kamp menunjukkan para penghuni berlarian untuk bertahan hidup, tanpa tempat yang aman untuk berlindung,” tambahnya.
“Pada tanggal 18 Oktober, dua dari tiga rumah sakit yang tersisa di wilayah Gaza Utara menjadi sasaran langsung, Rumah Sakit Al-Awda dan Rumah Sakit Indonesia), dan serangan-serangan ini memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah Gaza Utara dengan cara yang sangat mengganggu,” kata Hamdan.
Pejabat PBB tersebut meminta otoritas pendudukan Israel mengizinkan tim-tim kemanusiaan dan penyelamat menjangkau orang-orang yang sakit, terluka, dan terjebak tanpa penundaan, karena setiap menit penundaan memperburuk bencana. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Serang RS Kamal Adwan, Relawan MER-C Aman