Sirte, 20 Syawwal 1437/25 Juli 2016 (MINA) – Pasukan yang setia kepada pemerintah persatuan Libya mengatakan pada Ahad (24/7), mereka telah menyita sebuah bangunan pabrik yang digunakan oleh Islamic State (ISIS) memproduksi bahan peledak di kota pesisir Sirte.
Itu adalah pabrik bom terbesar yang pernah direbut oleh pejuang yang bersekutu dengan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Tripoli. Mereka mulai melancarkan operasi untuk merebut kembali Sirte sejak bulan Mei.
Pasukan mengunggah foto mereka di media sosial bersama gambar bangunan pabrik, termasuk beberapa kamar yang berisi alat peledak, kabel dan telepon seluler, demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Jatuhnya Sirte, 450 kilometer (280 mil) timur dari Tripoli, akan menjadi pukulan besar bagi ISIS yang telah menghadapi serangkaian kemunduran di Suriah dan Irak.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Menurut sumber-sumber medis di pusat komando pasukan kesatuan, dua bulan pertempuran di Sirte telah menewaskan sekitar 280 pejuang pro-pemerintah dan melukai lebih dari 1.500 orang.
Pasukan pro-GNA sebagian besar terdiri dari milisi dari Libya barat yang dibentuk pada pemberontakan 2011.
GNA adalah hasil dari kesepakatan pembagian kekuasaan yang ditengahi PBB pada bulan Desember, tetapi belum disahkan oleh parlemen Libya terpilih yang kini berbasis di Tobruk, kota paling timur negara itu. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki