Beirut, 25 Ramadhan 1434/2 Agustus 2013 (MINA) – Aliansi Pasukan Palestina di Libanon mengecam keputusan Abbas yang melanjutkan perundingan di bawah tekanan Amerika meskipun kejahatan Israel terus berlanjut terhadap rakyat Palestina.
“Dimulainya kembali pembicaraan dengan Israel adalah pengkhianatan bagi perjuangan bangsa Palestina dan penutup atas kejahatan Israel khususnya perluasan pemukiman, Yahudisasi, penyitaan tanah dan pengusiran warga badui Negev, selain memperketat pengepungan di Gaza”, kata aliansi tersebut dalam pernyataan seperti dilaporkan PIC dan dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Aliansi meminta Otoritas Palestina dan kepemimpinan PLO untuk menghentikan rencana pembicaraan damai yang ‘tak masuk akal’ dan menyerukan untuk fokus pada rekonsiliasi nasional untuk mencapai persatuan.
AS menunjuk mantan Dubes AS untuk Israel, Martin Indyk sebagai delegasi penengah antara Israel-Otoritas Palestina, yang menurut mereka akan selesai dalam waktu sembilan bulan ke depan.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Media-media barat banyak yang bertanya dan berspekulasi terkait niat Israel yang dimediasi AS untuk menyegerakan negosiasi di mana mediator rekonsiliasi nasional yang di mediasi Mesir tertunda akibat konflik internal yang terjadi di negeri Mesir, banyak pihak berpendapat tampaknya AS memanfaatkan situasi ini.
“Perundingan ini membuat Amerika Serikat bahagia, karena AS masih melihat masalah Palestina sebagai kunci untuk ‘memecahkan masalah’ di Timur Tengah,” kata seorang pengamat Palestina Abdel Majid Sweilam. (T/P03/P01).
Mi’raj News Agency (MINA)