Nablus, MINA – Pasukan pendudukan Israel pada Kamis (23/9) menutup area arkeologi di kota Sebastia, barat laut Nablus, utara Tepi Barat, dan mencegah warga Palestina memasukinya.
Kepala Dewan Sebastia, Mohamed Azem, mengatakan “Ini hari kedua berturut-turut, pasukan pendudukan menyerbu situs arkeologi di kota, dan mencegah penduduk masuk ke dalamnya, juga menutup toko-toko di daerah itu.” Quds Press melaporkan.
Azem mengatakan, upaya berulang ini untuk memaksakan upaya mengontrol situs arkeologi, objek ambisi para pemukim.
Pendudukan biasanya menutup kota bersejarah itu untuk mengamankan serangan kelompok pemukim Yahudi melakukan ritual Talmud di sana.
Baca Juga: Selama 84 Pekan Ribuan Warga Maroko Protes Genosida di Gaza
Sebastia terletak 12 kilometer barat laut kota Nablus dianggap memiliki sejarah panjang dan peradaban yang makmur yang membentang lebih dari 3000 tahun lalu. Para sejarawan menyebutnya sebagai ibu kota Romawi di Palestina.
Landmark kota juga mencakup sejumlah situs arkeologi, meliputi pemakaman Romawi, makam dan masjid Nabi Yahya, Katedral Yohanes dan Istana Kayd.
Kota ini disebut sebagai situs arkeologi terbesar di Palestina.
Penduduk Sebastia berusaha untuk menempatkan area itu di peta pariwisata dunia, sebagai salah satu situs arkeologi penting, dan untuk memastikan perlindungannya dari upaya Israel untuk mengendalikannya. (T/RS2/P2)
Baca Juga: Militer Israel Kirim 2 Batalyon Tambahan ke Tepi Barat
Mi’raj News Agency (MINA)