Al-Khalil, MINA – Pasukan Pendudukan Israel (IOF) menutup Masjid Ibrahimi di Al-Khalil, Tepi Barat bagian selatan, Ahad (10/6) malam, tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Situs web Israel 0404 mengklaim, penutupan itu karena ditemukan alat peledak di sekitar Masjid Minggu pagi, demikian The Palestinian Information Center yang dikutip MINA.
Situs web Israel tersebut juga mengatakan adanya peningkatan dalam penjagaan serta penutupan Masjid setelah insiden itu. Namun tidak ada rincian lebih lanjut terkait penutupan tersebut.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Masjid Ibrahimi merupakan masjid yang terbagi menjadi dua bagian pasca terjadinya peristiwa genosida pada 25 Februari 1994.
Ketika itu, seorang Yahudi ekstrem, Baroch Goldstein, dibantu pasukan pendudukan Israel serta beberapa pemukim Yahudi di Kiryat Arba melakukan genosida terhadap warga Palestina yang saat itu sedang menunaikan shalat Shubuh.
Militer Israel menutup pintu Masjid guna mencegah warga menyelamatkan diri serta melarang warga Palestina di luar masjid untuk masuk demi menyelamatkan korban.
Israel bahkan menembaki warga yang membantu mengangkat jenazah korban. Akibatnya, 50 warga Palestina meninggal dalam kasus pembantaian tersebut, 29 di antaranya gugur di dalam Masjid Ibrahimi.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Pasca peristiwa itu, Israel menutup Masjid Ibrahimi selama enam bulan serta membentuk lembaga bernama Shamgar yang ditugaskan untuk menyelidiki kasus.
Shamgar akhirnya memutuskan untuk membagi Masjid Ibrahimi menjadi dua bagian, 60 persen untuk Yauhdi dan sisanya untuk umat Islam. Mereka juga menempatkan pengawalan ketat di lokasi serta melarang azan dikumandangkan di Masjid tersebut.
Bagian Masjid Ibrahimi yang drampas oleh Yahudi adalah tempat persemayaman terakhir beberapa Nabi di antaranya adalah Nabi Ya’qub as dan istrinya, Ibrahim as dan Sarah serta makam Nabi Yusuf as. (T/cha/B01/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon