Beirut, MINA – Menteri Luar Negeri Turkk Mevlut Cavusoglu mengatakan pada Jumat (23/8), pasukan Turki tidak akan keluar dari pos pengamat militer di barat laut Suriah, di mana mereka dikepung oleh pasukan pemerintah Suriah.
“Kami ada di sana, bukan karena kami tidak bisa pergi, tetapi karena kami tidak ingin pergi,” katanya dalam konferensi pers di Lebanon, demikian Nahar Net melaporkan.
Sebelumnya, pasukan Pemerintah Suriah menyerbu serangkaian kota dan desa di utara provinsi Hama, termasuk kota Morek, tempat pos pengamat Turki berada, kata kantor berita SANA melaporkan.
Organisas Pengamat Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) yang berpusat di Inggris mengatakan, “pasukan rezim telah mengepung pos pengamat Turki di Morek.”
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’
Cavusoglu mengakui bahwa “ada bentrokan di wilayah Idlib.”
“Pasukan rezim sedang melakukan kegiatan di sekitar pos pengaman kami,” katanya. Ia menambahkan bahwa masalah itu sedang dibahas dengan sekutu Suriah, yaitu Rusia dan Iran.
“Titik pengamatan kami di sana tidak terputus dan tidak ada yang dapat mengisolasi pasukan kami dan tentara kami,” tambahnya.
Turki yang mendukung oposisi telah melakukan dua serangan lintas perbatasan ke Suriah, di mana pasukannya telah dikerahkan selama hampir dua tahun.
Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera
Pos pengamat di Morek adalah salah satu dari 12 pos tentara Turki yang didirikan di garis depan antara pasukan pemerintah Suriah dan milisi oposisi tahun lalu. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkish Airlines Kembali Terbang ke Suriah setelah 11 Tahun