Sarajevo, 19 Sya’ban 1436/6 June 2015 (MINA) – Paus Francis telah tiba di Sarajevo dalam kunjungan satu hari bertujuan memperkuat rekonsiliasi antara masyarakat Serbia dan Kroasia dengan masyarakat Muslim di negara itu.
Sabtu pagi (6/6), pesawat Paus mendarat di Sarajevo, sebuah kota berpenduduk mayoritas Muslim dari 300.000 jiwa, kota yang dulu dikenal sebagai “Yerusalem Eropa ” hidup harmoni antar agama di antara orang-orang Kristen, Muslim, dan Yahudi, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Namun, kerukunan itu menjadi permusuhan agama selama konflik 1992-1995 yang menewaskan 100.000 jiwa dan separuhnya mengungsi.
Laurence Lee wartawan Al Jazeera melaporkan dari Sarajevo, Paus Francis sudah bertemu dengan tiga presiden Bosnia dan sore ini akan mengadakan pembicaraan dengan pemuda dari tiga agama.
Lee mengatakan, kursi yang akan diduduki oleh Paus khusus di dibuat untuknya oleh seorang tukang kayu Muslim dari utara Sarajevo, ia menawarkan kepadanya sebagai tanda perdamaian dan rekonsiliasi. Gereja Katolik dengan senang hati menerima tawaran itu.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Sekitar 100.000 orang diperkirakan datang dari seluruh wilayah ke kota ibukota Bosnia Herzegovina itu untuk menyambut Paus.
Dalam pidato kepada tiga anggota kepresidenan Bosnia, Paus mendesak umat Islam Bosnia, orang yang memiliki iman Ortodoks dan Katolik untuk menempatkan “luka dalam” masa lalu mereka di belakangnya dan bekerja sama untuk masa depan yang damai.
Sebelum kedatangannya, Francis mengatakan ia datang ke Bosnia untuk mendukung proses rekonsiliasi pasca-perang.
Menurut statistik Vatikan, Muslim Bosnia sebanyak 40 persen dan Kristen Ortodoks Serbia 31 persen.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
“Saya mendorong Anda (umat) Katolik berdiri di samping warga senegara Anda sebagai saksi iman dan kasih Tuhan, bekerja untuk sebuah masyarakat yang berjalan menuju perdamaian, hidup berdampingan dan bekerja sama,” kata Francis dalam pesan video awal pekan ini. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas