Vatikan, MINA – Seorang pejabat senior Vatikan meminta Paus Fransiskus untuk mengundurkan diri, menuduh Paus gagal bertindak cepat atas tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan mantan Kardinal Theodore McCarrick.
Dalam pernyataan setebal 11 halaman, Uskup Agung Carlo Maria Vigano mengatakan sanksi yang dijatuhkan pada McCarrick oleh Paus Benediktus XVI atas pelanggaran seksual dicabut di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus, meskipun laporan tentang “perilaku bermoralnya yang sangat buruk dengan para seminaris dan pastor”.
Vigano mengatakan dia memberi tahu Fransiskus secara pribadi pada 2013 tentang sanksi itu dan bagaimana McCarrick, yang seorang mantan uskup agung Washington, DC, “menyuap dan atau merusak generasi-generasi seminaris dan pastor”.
Namun Paus Fransiskus “terus menutupi” masalah McCarrick meski ada sanksi dan bahkan mengangkatnya sebagai “penasihatnya”, kata Vigano.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Dalam momen yang sangat dramatis untuk gereja universal ini, dia harus mengakui kesalahannya dan, sesuai dengan prinsip nol toleransi yang dicanangkan, Paus Fransiskus harus menjadi orang pertama yang memberikan contoh yang baik bagi para kardinal dan uskup yang menutupi pelanggaran McCarrick dan mengundurkan diri bersama dengan mereka semua,” ujarnya.
Vatikan tidak segera berkomentar tentang tuduhan itu.
Vigano, 77, seorang konservatif yang terkenal dengan pandangan garis kerasnya yang anti-gay, telah lama dilihat sebagai kritikus Paus Fransiskus, orang yang dipandang lebih moderat.
Suratnya juga berisi kecaman panjang tentang homoseksualitas dan liberal dalam Gereja Katolik.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Colm O’Gorman, seorang penulis, aktivis, dan korban kekerasan gereja, menyebut surat Vigano adalah “perkembangan yang cukup mengejutkan”.
“Dalam sejarah gereja selama 2.000 tahun, tidak ada pejabat gereja senior yang pernah bersuara dan meminta paus untuk mengundurkan diri,” kata O’Gorman kepada Al Jazeera.
Pada Juli, McCarrick mengundurkan diri sebagai kardinal setelah ia diberhentikan dari tugas resmi pada bulan Juni.
Laporan juri agung Amerika Serikat baru-baru ini tentang kasus itu menemukan sebanyak 300 pendeta melakukan kekerasan seksual terhadap lebih dari 1.000 anak selama 70 tahun di negara bagian Pennsylvania sementara pejabat gereja senior mencoba menyembunyikannya. (T/R11/P1)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia