Roma, 2 Dzulqa’dah 1437/5 Agustus 2016 (MINA) – Pemimpin tertinggi gereja Katolik Paus Fransiskus menyatakan bahwa Islam tidak identik dengan kekerasan, ujarnya dalam konferensi pers setelah perjalanan dari Polandia kembali ke Roma, Italia.
Seperti dilaporkan media Katholiek Nieuwsblad, Senin lalu (1/8), Paus Fransiskus yang juga kepala negara Vatikan mengatakan bahwa kemungkinan kekerasan ada pada setiap pemeluk agama, termasuk Katolik.
“Saya tidak suka berbicara tentang kekerasan Islam, karena setiap hari saya membaca koran, saya melihat tindakan kekerasan,” kata Paus menjawab pertanyaan wartawan, sambil mengutuk serangan sebelumnya yang menewaskan pastur Perancis Jacques Hamel.
Paus mencontohkan aksi-aksi kekerasan yang ia baca di surat kabar Italia, ada seorang yang membunuh tunangannya atau ibunya.
Baca Juga: Pemerintah Inggris Tolak Pemindahan Warga Palestina dari Gaza
“Mereka yang melakukan kekerasan itu ternyata dibaptis sebagai Katolik,” kata Paus.
Ia menambahkan bahwa jika ia akan berbicara tentang “kekerasan umat Islam”, maka ia pun harus berbicara tentang “kekerasan umat Katolik.”
Menurut Paus Fransiskus ada ditemukan pada setiap agama, termasuk Katolik, ditemukan orang yang terlibat kekerasan dan itu “sekelompok kecil fundamentalis.”
“Saya percaya, itu tidak adil untuk mengidentifikasi Islam dengan kekerasan. Ini tidak adil dan tidak benar”, ujarnya.
Baca Juga: Spanyol Janji Akan Tegakkan Keadilan Atas Kejahatan Israel di ICJ dan ICC
Paus mengatakan pendapatnya, bahwa ia pernah mengadakan diskusi cukup panjang dengan Mufti Besar Universitas Al-Azhar di Kairo.
“Saya tahu bagaimana mereka berpikir. Mereka menyampaikan pertemuan perdamaian,” kata Paus.
Menurutnya, adapun banyak anak muda di Eropa yang melalukan aksi kekerasan, karena mereka “tanpa cita-cita dan tanpa kerja”. Sehingga mereka akhirnya terlibat dalam “obat-obatan dan alkohol, dan kemudian pergi ke tindak kekerasan”.
Paus mengakui bahwa kelompok teror Islamic State (ISIS) adalah “Negara Islam yang menyajikan dirinya sebagai kekerasan.”
Baca Juga: Media Inggris: Perang Israel di Gaza Gagal Capai Tujuan, Hamas Masih Berkuasa
“Ini adalah kelompok fundamentalis menyebut dirinya denan panggilan IS (ISIS), tetapi tidak bisa dikatakan, itu tidak benar, dan itu tidak adil bahwa Islam adalah teroris,” lanjutnya.
Paus Fransiskus menambahkan bahwa meskipun ia tidak yakin apakah ia harus mengatakan demikian, karena bahaya terorisme tumbuh “ketika tidak ada pilihan lain yang dianggap lebih menguntungkan”.
“Selama uang didewakan di tengah gejolak ekonomi dunia, maka yang muncul pertama adalah terorisme pertama,” paparnya. (T/P4/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)