Vatikan, MINA – Paus Fransiskus dalam pidato Paskah Minggu (1/4/2018) di balkon gereja Basilika Santo Petrus Vatikan, menyerukan perdamaian di tanah suci Yerusalem dan kawasan Suriah.
Paus mengatakan, serangan ke warga Gaza ‘tanpa pertahanan’ mengakibatkan orang-orang terbunuh.
“Konflik di sana tidak dapat menghindarkan pihak yang tak berdaya,” menurut laporan Reuters, seperti dikutip Middle East Monitor (MEMO).
Paus membuat seruannya dalam pesan “Urbi et Orbi” (kota dan dunia) di hadapan puluhan ribu jemaat yang berkumpul di alun-alun setelah melakukan misa.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Dia juga menyerukan untuk mengakhiri “pembantaian” di Suriah, menyerukan bantuan kemanusiaan untuk diizinkan masuk, dan untuk perdamaian di Sudan Selatan dan Republik Demokratik Kongo.
Paus Fransiskus juga memohon perdamaian untuk “seluruh dunia, dimulai dari tanah Suriah yang dicintai dan lama menderita, yang orang-orangnya lelah oleh perang yang tampak tak ada habisnya.”
“Kami hendak menyuarakan hati nurani semua pemimpin politik dan militer, sehingga cepat berakhir pembantaian di jalan,” katanya.
Pada kesempatan sama, Paus juga menyerukan bantuan kemanusiaan internasional untuk Venezuela. Sehingga lebih banyak orang tidak harus meninggalkan tanah air mereka karena krisis ekonomi dan politik.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Dia pun berharap dialog untuk memajukan perdamaian dan keharmonisan di semenanjung Korea, di mana kedua pihak akan mengadakan KTT pertama mereka dalam lebih dari satu dekade pada tanggal 27 April mendatang.
Paus Franciskus yang merayakan Paskah keenamnya sebagai pemimpin Katolik Roma sejak pemilihannya pada tahun 2013, mendesak jemaatnya untuk bekerja mengakhiri “begitu banyak tindakan ketidakadilan” di dunia.
Dia merasakan kekhawatiran itu, di mana masih ada pengucilan, kelaparan dan pengangguran, migran dan pengungsi yang begitu sering ditolak, korban narkoba, perdagangan manusia dan bentuk-bentuk perbudakan kontemporer. (T/RS2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas