Castel Gandolfo, MINA – Paus Leo XIV menghubungi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Ahad pagi (20/7), menyusul serangan militer Israel yang menghantam Gereja Keluarga Kudus di Gaza sehari sebelumnya. Serangan itu menewaskan tiga orang dan melukai sejumlah lainnya, termasuk beberapa dalam kondisi kritis.
“Pagi ini, dari kediamannya di Castel Gandolfo, Yang Mulia Paus Leo XIV berbicara melalui telepon dengan Yang Mulia Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel,” demikian pernyataan resmi Kantor Pers Takhta Suci yang dikutip dari Vatican News.
Dalam percakapan tersebut, Bapa Suci kembali menyerukan penghentian kekerasan di Gaza, dengan mendesak dimulainya kembali jalur negosiasi, pemberlakuan gencatan senjata, serta diakhirinya perang yang telah menyebabkan penderitaan luas.
Takhta Suci menegaskan kembali keprihatinan mendalam Paus terhadap kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza yang kian memburuk. “Bapa Suci kembali menyampaikan keprihatinannya atas situasi kemanusiaan yang tragis yang dialami penduduk Gaza, di mana anak-anak, lansia, dan orang-orang sakit menanggung penderitaan yang luar biasa,” bunyi pernyataan tersebut.
Baca Juga: [POPULER MINA] 88 persen Gaza Hancur dan Gencatan Senjata Suriah-Israel
Lebih lanjut, Paus menekankan pentingnya perlindungan terhadap tempat-tempat ibadah serta keselamatan umat beriman dari berbagai kalangan di Palestina dan Israel.
“Perlindungan terhadap situs-situs suci harus dijamin. Tempat ibadah tidak boleh menjadi sasaran kekerasan apa pun,” tegas Paus.
Serangan ke Gereja Keluarga Kudus tersebut menuai kecaman dari berbagai kalangan internasional, terutama mengingat gereja itu selama berbulan-bulan menjadi tempat berlindung bagi warga sipil, termasuk anak-anak dan lansia, di tengah konflik berkepanjangan di Gaza.
Pihak Vatikan dalam beberapa bulan terakhir aktif menyerukan penyelesaian damai atas konflik di Timur Tengah, dengan menekankan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian berkelanjutan. []
Baca Juga: PM Australia: Serangan terhadap Pencari Bantuan di Gaza Tidak Dapat Dibenarkan
Mi’raj News Agency (MINA)