Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pawai Budaya Pelajar untuk Iklim Digelar di Medan

Rana Setiawan - Jumat, 18 Agustus 2023 - 11:11 WIB

Jumat, 18 Agustus 2023 - 11:11 WIB

1 Views

Medan, MINA – Ribuan pelajar melakukan long march dalam rangka pawai budaya pelajar untuk iklim di Medan pada Jumat (18/8).

Pawai yang diinisiasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan My Green Leaders itu dimulai dari lapangan Asrama Haji Medan dan melewati jalan Trans-Sumatera.

Ketua Bidang Lingkungan Hidup Pengurus Pusat Ikatan Pemuda Muhammadiyah (PP IPM) Kholida Annisa mengungkapkan, selain untuk melestarikan kebudayaan lokal, pawai tersebut bertujuan untuk mengedukasi seluruh pengguna jalan tentang keadaan bumi yang sudah memasuki tahapan krisis iklim.

Para pelajar menyerukan aksi perubahan untuk iklim secepatnya, dengan menggunakan poster – poster dan slogan, seperti: ‘Pelajar Indonesia menjaga Bumi, dan menyelamatkan lingkungan’, “Dorong Pemimpin Pro-Iklim”, ‘Bumi adalah rumah ibadah kita’, ‘Melindungi bumi adalah sebagian dari iman’, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Beberapa Wilayah di Jateng Diprediksi Hujan Ektrem pada 8-9 September

“Para pelajar juga mendorong pemerintah untuk memperhatikan masalah iklim yang menjadi tanggung jawab bersama, dan mengajak semua pelajar lainnya untuk turut aktif dalam menyeimbangkan lingkungan,” ungkap Kholida yang juga berperan sebagai Inisiator My Green Leaders sekaligus koordinator aksi pelajar ini.

Pelajar adalah Pemilik Bangsa di Masa Depan

IPM melalui My Green Leader turut mendukung aksi Faiths for Climate Change, kampanye tahunan dari Greenfaith seluruh dunia.

National Coordinator Greenfaith Indonesia Hening Parlan menegaskan, pelajar perlu peduli terhadap krisis iklim karena para pelajar adalah pemilik bangsa di masa depan.

Baca Juga: Peringatan Setahun Kasus Rempang, Warga Gelar Doa Bersama

“Mereka yang saat ini ada di Sekolah Menengah Atas (SMA), atau di Universitas, mereka adalah generasi yang nantinya akan menjadi pemimpin-pemimpin di masa depan,” katanya.

Hening menyampaikan harapannya agar pelajar tahu apa yang terjadi saat ini tentang lingkungan, tentang governance, tentang situasi Indonesia yang sesungguhnya, termasuk juga dengan sejarahnya, kenapa Indonesia dibangun hingga saat ini 78 tahun.

“Kita mendorong mereka bukan hanya mereka bertindak untuk kritis terhadap apa yang terjadi, tapi mereka juga aware dan kemudian mereka paham, kemudian mereka tahu apa yang harus mereka lakukan,” ujarnya.

Hening Parlan yang saat ini juga menjabat sebagai Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah, meyakini bahwa di masa depan para pelajar yang telah paham dan peduli terhadap krisis iklim, akan terus peduli pada tempat-tempat di mana mereka berkontribusi.

Baca Juga: LTM PBNU Gelar Pelatihan Digital untuk 400 Takmir Masjid Se-Jabodetabek

“Misalnya jika mereka ingin jadi pengusaha, maka mereka akan jadi pengusaha yang Green, kalau mereka mengetahui bagaimana sumberdaya alam dengan luas dan ini harus dijaga, maka mereka akan mengerti bahwa tidak seharusnya seseorang yang melakukan investasi akan melakukan pengerukan terhadap sumberdaya alam,” ungkapnya.

Peran Pelajar dalam Memilih Pemimpin di Masa Depan

 Hening Parlan mendorong agar pelajar bisa menggunakan kemampuan mereka untuk berinteraksi dan berkomunikasi misalnya menggunakan sosial media, untuk menyuarakan suara anak muda, agar mereka bisa didengar, dan bisa bersungguh-sungguh untuk belajar lebih banyak terhadap isu-isu perubahan iklim.

“Ini menjadi langkah awal terutama pada saat kita akan menghadapi Pemilu. Maka para pelajar ini bisa memulai dengan bagaimana mereka memilih pemimpin yang mempunyai perspektif lingkungan,” kata Hening.

Baca Juga: 20 Tahun Pembunuhan Munir, Amnesty Internasional Desak Pemerintah Tuntaskan Kasus

“Tentu saja saya berharap kalau ada teman-teman mereka yang maju ke parlemen, maka mereka bisa memberikan informasi tentang bagaimana iklim dan krisis iklim, dan bagaimana mereka melakukan antisipasinya,” imbuhnya.

Krisis Iklim adalah Tanggungjawab Bersama

Dalam kesempatan ini, Ahmad Luthfi Hasibuan Koordinator Dompet Dhuafa Volunteer Sumatera Utara menegaskan pentingnya keterlibatan berbagai pihak dalam mengatasi krisis iklim.

“Kami para relawan dari Dompet Dhuafa Volunteer menyadari bahwa krisis iklim adalah tanggung jawab bersama, maka kami menyerukan ajakan kepada para pemuda Indonesia agar lebih peduli terhadap permasalahan lingkungan yang saat ini ada di sekitar kita khususnya tumpukan sampah yang sudah banyak mencemari bumi. Karena urusan bumi bukan hanya tentang “AKU” atau “KAMU” saja tapi ini tentang “KITA” yang harus sama-sama merawat dan memeliharanya,” ujar Ahmad. (R/R1/RS2)

Baca Juga: Ribuan Jamaah Ikut Shalat Jenazah Tu Sop Di Masjid Raya Baiturrahman

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: PB HUDA Ajak Masyarakat Aceh Shalat Jenazah Tu Sop di Masjid Raya Baiturrahman

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Palestina
Indonesia
MINA Millenia
MINA Sport
MINA Health
Asia
Indonesia