Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pawang Hujan dalam Pandangan Islam

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - Rabu, 28 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Rabu, 28 Agustus 2024 - 14:52 WIB

31 Views

pawang hujan yang ingin mengendalikan cuaca (foto: ilustrasi IG)

Pawang hujan adalah seseorang yang diklaim oleh sebagian orang memiliki kemampuan untuk mengendalikan cuaca, khususnya untuk mencegah hujan turun pada waktu tertentu.

Dalam lintasan sejarah, pawang hujan telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Praktik ini tidak hanya ditemukan di Indonesia, tetapi juga di berbagai budaya di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, tradisi pawang hujan sudah ada sejak zaman nenek moyang dan diwariskan secara turun-temurun.

Dalam beberapa daerah primitif, pawang hujan sering kali adalah seorang pemimpin suku atau tokoh spiritual yang memiliki pengetahuan khusus tentang ritual dan doa untuk mengendalikan cuaca. Misalnya, dalam tradisi Jawa kuno, pawang hujan diyakini berasal dari sepasang dewa-dewi yang turun ke bumi untuk memperbaiki kondisi alam.

Ritual yang dilakukan oleh pawang hujan biasanya melibatkan doa, mantra, gerakan tertentu dan berbagai barang yang digunakan sebagai alat atau persembahan. Meskipun metode dan alat yang digunakan bisa berbeda-beda, tujuan utamanya adalah untuk menghindari hujan pada waktu tertentu, terutama saat ada acara penting.

Baca Juga: Parenting ala Orangtua Palestina

Bagaimana Pandangan Islam?

Dalam akidah Islam, segala sesuatu terjadi atas izin dan kehendak Allah Ta’ala. Islam mengharamkan pemeluknya mendatangai dukun, mempercayai jimat, dan segala hal yang berhubungan dengan jin.

Dalam konteks pawang hujan, mereka biasanya mengaku bisa mengendalikan awan, mengatur cuaca, dengan bantuan makhluk gaib (jin) yang bisa diperintah untuk menahan hujan.

Maka perbuatan seperti itu termasuk dalam kategori syirik, karena menggunakan bantuan jin di dalamnya.

Baca Juga: Lima Ciri Orang yang Diinginkan Kebaikan oleh Allah

Beberapa ayat Al-Qur’an dan hadis yang melarang percaya kepada dukun dan pawang hujan di antaranya:

Al-Qur’an Surah An-Naml, Ayat 65:

قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ٱلْغَيْبَ إِلَّا ٱللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ

“Katakanlah, ‘Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah.”

Baca Juga: Omong Doang: Janji Palsu yang Merusak Kepercayaan

Surah Luqman, Ayat 34:

إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥ عِلْمُ ٱلسَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ ٱلْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌۢ بِأَىِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌۢ

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahamengenal.”

 

Baca Juga: Pilkada 2024 Ajang Merajut Persaudaraan

Semenatra dalam hadits, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ (رواهاحمد)

“Barangsiapa mengunjungi seorang peramal (dukun) dan percaya pada apa yang dikatakannya, maka ia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad (Al-Qur’an).” (HR. Ahmad)

Hadis Riwayat Imam Muslim:

Baca Juga: Amalan-Amalan di Bulan Rabiul Awal

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً (رواه مسلم)

“Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan bertanya kepadanya tentang sesuatu (lalu mempercayainya) maka shalatnya selama empat puluh malam tidak akan diterima.” (HR. Muslim)

Ayat-ayat dan hadis-hadis di atas menegaskan bahwa hanya Allah Ta’ala yang memiliki pengetahuan tentang hal-hal gaib dan kekuasaan atas alam semesta, termasuk cuaca. Percaya kepada dukun atau pawang hujan yang mengklaim memiliki kemampuan gaib adalah bentuk syirik yang dilarang dalam Islam.

Islam mengajarkan kepada pemeluknya agar hanya percaya kepada kekuatan Allah Ta’ala saja. Allah Mahakuasa penuh atas alam semesta, termasuk mengatur cuaca dan hujan. Percaya bahwa ada seseorang atau kekuatan lain selain Allah adalah bentuk syirik.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel

Islam menganjurkan umatnya untuk berdoa langsung kepada Allah SWT ketika menghadapi situasi tertentu, termasuk ketika ingin menghindari hujan. Doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah cara yang benar dan diperbolehkan dalam Islam.

Jika pawang hujan hanya berdoa kepada Allah tanpa melibatkan unsur-unsur syirik, maka hal ini masih dapat diterima. Namun, jika doa tersebut mengandung unsur kesyirikan atau meminta bantuan makhluk lain seperti jin, maka hal ini jelas dilarang.

Hukum Menyewa Pawang Hujan

Menyewa jasa pawang hujan dengan keyakinan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengendalikan hujan sama saja dengan perbuatan syirik. Hal itu bisa menjadi pembatal keimanan seseorang karena perbuatan syirik tersebut.

Baca Juga: Doa Hari Jumat yang Diamalkan Rasulullah

Bahaya syirik di antara adalah, menyebabkan dosa-dosanya yang tidak diampuni Allah SWT.

Dalam Al-Qur’an: Allah SWT berfirman,

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفْتَرَىٰٓ إِثْمًا عَظِيمًا (النساء :٤٨)

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa: 48)

Baca Juga: Kepemimpinan Umat Islam dan Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia

Syirik adalah dosa yang sangat besar dan tidak akan diampuni kecuali dengan taubat nasuha sebelum ajal menjemput.

Mempercayai pawang hujan bahwa ia memiliki kekuatan gaib juga bisa merusak akidah seorang Muslim. Ini karena keyakinan tersebut bertentangan dengan prinsip tauhid, yaitu keyakinan bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan penuh atas segala sesuatu.

Jadi, mempercayai pawang hujan, dan menyewanya untuk sebuah acara dengan maksud ia bisa mengendalikan cuaca merupakan perbuatan syirik dan itu adalah dosa yang sangat besar.

Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk selalu berdoa dan memohon pertolongan hanya kepada Allah SWT, serta menjauhi segala bentuk praktik yang dapat menyekutukan Allah Ta’ala (syirik). []

Baca Juga: Turkiye dari Eropanisasi, Stres, Hingga Reislamisasi

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Kolom