Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PBB: 10.000 WARGA SUDAN SELATAN MENGUNGSI KE SUDAN

Admin - Ahad, 12 Januari 2014 - 15:01 WIB

Ahad, 12 Januari 2014 - 15:01 WIB

553 Views ㅤ

Jenewa, 10 Rabi’ul Awwal 1435/12 Januari 2014 (MINA) – Komisioner Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) yang bermarkas di Jenewa, Swiss, mengatakan Ahad, sekitar 10.000 orang warga Sudan Selatan lari menghindari pertempuran dan mengungsi ke Sudan.

“10.000, ini adalah angka yang kami yakini, bahwa ini adalah orang-orang yang telah dikonfirmasi menyeberangi perbatasan, melarikan diri dari konflik,” kata Nicolas Brass, pejabat hubungan eksternal UNHCR.

Angka tersebut membuat Sudan, menjadi negara penerima terbesar kedua pengungsi Sudan Selatan setelah Uganda.

Para pengungsi lari menghindari pertempuran antara pasukan yang setia kepada Presiden Sudan Selatan Salva Kiir dengan pasukan mantan Wakil Presiden Riek Machar.

Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas

Sekitar 32.000 pengungsi telah melarikan diri ke Uganda dan total sekitar 10.000 lainnya pergi ke Ethiopia dan Kenya, demikian Ahram Online melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Sementara itu Al Jazeera melaporkan, utusan khusus Amerika Serikat untuk Sudan Selatan dan Sudan bertemu dengan Riek Machar, Sabtu.

“Utusan khusus Amerika untuk Sudan Selatan dan Sudan, Donald Booth, bersama dengan mediator setempat melakukan perjalanan ke sebuah lokasi yang dirahasiakan di Sudan Selatan untuk bertemu Riek Machar,” kata sebuah pernyataan yang ditandatangani oleh mantan petugas pers Machar, Miyong G Kuon.

Ada laporan yang belum dikonfirmasi, bahwa mediator akan bertemu Presiden Salva Kiir Senin.

Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia

Pertemuan dengan Machar ini diadakan setelah pembicaraan di ibukota Ethiopia, Addis Ababa.

Para mediator dari blok regional Afrika Timur (IGAD) telah mencoba memasukkan proposal dari kedua belah pihak yang bertikai ke dalam dokumen rancangan gencatan senjata.

Batu sandungan terbesar dalam pembicaraan damai adalah masih ditahannya 11 orang tokoh politik simpatisan Machar yang ditangkap oleh pasukan Presiden tak lama setelah pertempuran dimulai 15 Desember. (T/P09/E1).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20

Rekomendasi untuk Anda