Jenewa, MINA – Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) melaporkan bahwa lebih dari 1,4 juta migran Afghanistan—sebagian besar dideportasi paksa—telah kembali ke Afghanistan sejak awal tahun 2025.
Dilansir dari Khaama Press pada Senin (7/7), badan tersebut memperingatkan bahwa lonjakan jumlah pengungsi yang kembali secara signifikan membebani sumber daya kemanusiaan yang sudah rapuh di negara tersebut.
Dalam pembaruan terkini, UNHCR mengatakan bahwa meningkatnya jumlah pengungsi yang pulang meningkatkan kebutuhan akan bantuan darurat, sementara pada saat yang sama, bantuan kemanusiaan internasional menurun dengan cepat. Banyak pengungsi yang kembali datang dari negara-negara tetangga, terutama Iran dan Pakistan, dan menghadapi masa depan yang tidak pasti dengan akses terbatas ke tempat berlindung, mata pencaharian, dan layanan penting.
Laporan tersebut menyatakan bahwa banyak pengungsi yang kembali berada dalam kondisi rentan, sering kali mengalami trauma akibat pengusiran paksa, penahanan dalam kondisi yang keras, perpisahan dari keluarga, dan kehilangan barang-barang pribadi.
Baca Juga: Rudal Yaman Serang Bandara Ben Gurion
UNHCR menyebut situasi tersebut sebagai “krisis kemanusiaan yang berkembang” dan segera meminta dukungan internasional untuk memberikan bantuan yang menyelamatkan nyawa.
Organisasi tersebut menyoroti bahwa perempuan dan anak perempuan termasuk yang paling terdampak. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Usai Diserang Israel, Ansarullah Yaman Berjanji akan “Rampas Tidur Kaum Zionis”