Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PBB: 16 Juta Orang di Suriah Butuh Bantuan

Arina Islami Editor : Widi Kusnadi - 17 detik yang lalu

17 detik yang lalu

1 Views

Komunitas dunia internasional telah bereaksi atas tumbangnya rezim Bashar al-Assad di Suriah. (Foto: Screenshot video The Guardian)

Damaskus, MINA – Badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (9/12) mendeskripsikan situasi di Suriah sedang kacau dan mudah berubah-ubah, dengan lebih dari 16 juta orang di negara itu membutuhkan bantuan.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan bahwa jumlah orang yang mengungsi dari rumah mereka di wilayah barat dan barat laut saja mencapai 1 juta orang dari 28 November hingga 8 Desember 2024.

“Lebih banyak tempat penampungan, makanan, dan fasilitas sanitasi menjadi kebutuhan yang mendesak,” mengutip Xinhua, Selasa (10/12).

OCHA menyebutkan bahwa warga yang mengungsi baru-baru ini sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak dari kegubernuran Aleppo, Hama, Homs, dan Idlib. Situasinya terus berubah-ubah, dengan adanya laporan bahwa makin banyak orang kembali ke rumah mereka dalam beberapa hari terakhir. Rute transportasi terganggu, sehingga membatasi pergerakan masyarakat, barang, dan bantuan kemanusiaan.

Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran

OCHA juga menyampaikan bahwa tercatat sejumlah laporan tentang penjarahan terhadap properti sipil dan pabrik, serta gudang-gudang yang menyimpan pasokan kemanusiaan.

“Meski menghadapi berbagai tantangan dan ketidakstabilan situasi, kami bersama mitra-mitra kami akan terus menyalurkan bantuan darurat,” sebut OCHA.

Selain itu, OCHA mengatakan bahwa di Suriah barat laut, semua organisasi kemanusiaan di Idlib dan Aleppo utara telah melanjutkan kembali operasi rutin mereka, sementara tiga perlintasan perbatasan dari Turkiye yang digunakan untuk mengirimkan bantuan ke Suriah juga tetap dibuka.

“Di wilayah timur laut, kami menyediakan pasokan bagi mereka yang mengungsi dari Aleppo baru-baru ini,” kata OCHA. “Di Aleppo, kami menyalurkan bantuan dasar, termasuk makanan, layanan kesehatan dan gizi, serta dukungan terhadap akses air bersih.”

Baca Juga: Ribuan Pengungsi Kembali ke Suriah setelah Jatuhnya Assad

Kendati demikian, OCHA menyebutkan bahwa fasilitas-fasilitas kesehatan sudah kewalahan, dengan rumah sakit-rumah sakit besar beroperasi dalam kapasitas terbatas akibat kekurangan staf, obat-obatan, dan persediaan.

“Mitra-mitra kesehatan kami terus memberikan layanan penting di daerah-daerah yang terdampak, termasuk menyediakan perlengkapan perawatan trauma,” sebut OCHA.

“Mereka juga telah mengerahkan unit-unit medis di pusat-pusat penerimaan dan sekolah-sekolah di seluruh Raqqa, Tabqa, dan Al-Hasakeh,” kata lembaga itu.

Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) dan Dana Kependudukan PBB (UNFPA) mengerahkan tim-tim keliling dan mendirikan klinik-klinik tetap di Homs. Di Suriah barat laut, keseluruhan 24 fasilitas kesehatan yang menghentikan operasi mereka telah kembali beroperasi baru-baru ini, meski yang lainnya masih belum berfungsi

Baca Juga: Netanyahu Klaim Dataran Tinggi Golan akan Jadi Milik Israel Selamanya

Suriah sedang berada di persimpangan antara perdamaian dan perang, stabilitas dan pelanggaran hukum, rekonstruksi atau kehancuran lebih lanjut,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) Filippo Grandi dalam sebuah pernyataan.

“Ada kesempatan luar biasa bagi Suriah untuk bergerak menuju perdamaian dan bagi rakyatnya untuk mulai kembali ke rumah. Namun, karena situasi yang belum pasti, jutaan pengungsi masih berhati-hati mengevaluasi seberapa aman bagi mereka untuk melakukannya. Beberapa di antaranya sangat ingin melakukannya, sementara yang lainnya ragu-ragu,” tutur Grandi.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Inggris Berencana Hapus HTS dari Daftar Teroris

Rekomendasi untuk Anda