Khartoum.MINA. Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan di Sudan, UNOCHA mengatakan, jumlah warga Sudan yang membutuhkan bantuan meningkat menjadi 9,3 juta jiwa. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan pada 2015 lalu hanya 5,4 juta jiwa.
UNOCHA menjelaskan secara berkala selama tahun 2019, sebanyak 4,3 juta orang telah mendapat bantuan dalam beberapa jenis bahan kebutuhan sehari-hari. Sementara 4,2 lainnya belum menerima bantuan. Demikian press realese UNOCHA yang dikeluarkan Ahad (1.3) di Khartoum.
Dalam pernyataan itu juga disebutkan, antara 2016 dan 2018, jumlah orang yang membutuhkan bantuan tetap sebanyak 4,1 juta orang. Sementara pemasukan yang diterima UNOCHA antara USD 500 juta hingga 600 juta pertahun.
Program UNOCHA pada 2020 ini memberi bantuan kepada sedikitnya 6,1 juta jiwa di Sudan yang akan membutuhkan dana sebesar USD 1,3 miliar.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
“Krisis ekonomi terus membayangi dan layanan publik yang diberikan pemerintah sudah semakin lemah. Hal itu semakin memperdalam krisis kemanusiaan di wilayah tengah dan timur Sudan,” sebut dalam press release itu.
Badan Pusat Statistik Nasional Sudan mencatat pada awal tahun 2020, tingkat inflasi di negara itu dari sejak Januari 2020 meningkat menjadi 64,28 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2019 sebesar 57,01 persen sehingga terjadi peningkatan inflasi sebesar 7,27 persen.
Kenaikan inflasi juga dipengaruhi menurunnya nilai tukar mata uang lokal (pound) terhadap dollar Amerika Serikat di pasar yaitu 107 (Pound) per 1 USD. Sedangkan kurs resmi yang dikeluarkan sudan/">Bank Central Sudan adalah 55 Pound Sudan (Beli 55,2. Pound) per 1 USD.
Sudan adalah negara yang terletak di timur laut benua Afrika. Sebelum referendum yang memisahkan Sudan menjadi dua bagian, Sudan merupakan negara ketiga terluas di Afrika, serta terluas keenam belas di dunia. Jumlah penduduknya berdasarkan sensus 2017 adalah 40,53 juta jiwa. Hal ini berarti seperempat (25 persen) penduduknya berada di zona kemiskinan yang cukup parah sehingga membutuhkan bantuan kemanusiaan. (L/B02/P2)
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Mi’raj News Agency (MINA)