Washington, MINA – Majelis Umum PBB telah mengadopsi resolusi yang diajukan oleh Ukraina guna menyerukan Rusia untuk “sepenuhnya dan tanpa syarat menarik” pasukannya dari wilayah Ukraina.
Langkah itu diambil setelah Majelis Umum PBB mengadakan sidang darurat khusus ke-11 untuk membahas perang Rusia di Ukraina, yang akan memasuki tahun pertamanya, Jumat (24/2) ini.
Tujuh negara Rusia, Belarusia, Suriah, Korea Utara, Eritrea, Nikaragua, dan Mali memberikan suara menentang resolusi itu sementara 32 lainnya abstain, termasuk China dan India, demikian Anadolu Agency melaporkannya.
Resolusi Majelis Umum PBB ini meminta negara-negara anggota PBB dan organisasi internasional untuk “meningkatkan dukungan bagi upaya diplomatik untuk mencapai perdamaian yang komprehensif, adil dan abadi di Ukraina, sesuai dengan Piagam (PBB).”
Baca Juga: ICJ Beri Perpanjangan Waktu untuk Israel Ajukan Pembelaan terkait Kasus Genosida
Kesepakatan tersebut juga menyerukan “penghentian segera serangan terhadap infrastruktur kritis Ukraina dan setiap serangan yang disengaja terhadap objek sipil, termasuk tempat tinggal, sekolah, dan rumah sakit.”
Reslousi ini juga menuntut agar Rusia segera, sepenuhnya dan tanpa syarat menarik semua pasukan militernya dari wilayah Ukraina dalam perbatasan yang diakui secara internasional serta menyerukan agar peperangan dihentikan.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, Rabu (22/2), berpidato di Majelis Umum PBB, seraya menyerukan kepada anggota PBB untuk mendukung resolusi tersebut.
Setahun yang lalu tepatnya 24 Februari 2022, Rusia memulai invasi ke Ukraina. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda keduanya melunak, bahkan justru semakin agresif.
Baca Juga: Presiden Rusia Bertemu Sandera Israel, Putin Ucap Terima Kasih kepada Hamas
Terbaru Presiden Rusia Vladimir Putin membekukan perjanjian pembatasan pengembangan senjata nuklir, New START (for Strategic Arms Reduction Treaty). Ini memicu ketakutan akan perang nuklir.
Konflik Ukraina sejauh ini merupakan pertaruhan terbesar oleh seorang pemimpin Kremlin, setidaknya sejak jatuhnya Uni Soviet pada 199. Pasukan Rusia telah mengalami tiga pembalikan medan perang utama sejak perang dimulai, tetapi masih menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina.
Puluhan ribu orang telah terbunuh, dan Putin sekarang mengatakan Rusia terkunci dalam pertempuran eksistensial dengan Barat yang arogan yang menurutnya ingin menghancurkan Rusia dan mencuri sumber daya alamnya yang besar.(T/R4/R1)
Baca Juga: Di Hadapan Menlu AS, Sugiono: Indonesia Siap Evakuasi 1.000 Warga Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)