Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PBB Adopsi Resolusi Pengerahan Pasukan Internasional ke Gaza

sri astuti Editor : Widi Kusnadi - 20 detik yang lalu

20 detik yang lalu

0 Views

(Ilustrasi) Sidang Dewan Keamanan PBB. (Foto: UN News)

New York, MINA – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Senin (17/11) mengadopsi sebuah resolusi, yang didukung oleh Amerika Serikat, untuk mengesahkan pembentukan Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) di Jalur Gaza.

Resolusi tersebut disetujui oleh 13 dari 15 anggota Dewan, dengan Rusia dan Tiongkok abstain dalam pemungutan suara. Almayadeen melaporkan.

Resolusi ini bertujuan untuk mengerahkan pasukan asing sementara guna mengawasi keamanan, mendukung rekonstruksi, dan menjaga ketertiban di wilayah tersebut. Draf resolusi tersebut menyerukan agar pasukan tersebut beroperasi untuk periode awal dua tahun, dengan kemungkinan perpanjangan tergantung pada perkembangan di lapangan.

Resolusi ini memberikan mandat yang luas kepada pasukan tersebut, termasuk mengamankan perbatasan Gaza, melindungi warga sipil, menjaga koridor kemanusiaan, dan melatih pasukan polisi Palestina yang baru diseleksi.

Baca Juga: Lebih dari 70 Sekolah di Canberra Ditutup Sementara Karena Pasir Mainan Terkontaminasi Asbes

Resolusi ini juga mengizinkan penggunaan “semua tindakan yang diperlukan” untuk memenuhi tujuan-tujuan ini, termasuk membubarkan kelompok-kelompok bersenjata dan menyita “senjata ilegal”.

Fitur utama resolusi ini adalah pembentukan badan pemerintahan transisi, yang disebut sebagai “Dewan Perdamaian”, yang akan bekerja sama dengan pasukan internasional untuk membantu mengelola Gaza. Rencana tersebut juga menyerukan keterlibatan lembaga keuangan internasional, seperti Bank Dunia, untuk mendanai proyek-proyek rekonstruksi dan mengawasi pengelolaan dana perwalian khusus.

Rancangan resolusi ini menuai kritik dari kelompok-kelompok Palestina, yang berpendapat hal itu merupakan bentuk perwalian asing yang melemahkan kedaulatan Palestina. Para pemimpin, termasuk dari Hamas, telah menyuarakan kekhawatiran proposal tersebut dapat membatasi penentuan nasib sendiri Gaza dan berpotensi melemahkan otoritas badan-badan pemerintahan lokal.

Rencana AS untuk Gaza Berantakan di Tengah Dukungan Rakyat yang Berkelanjutan untuk Hamas
Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, telah mengalami peningkatan dukungan rakyat yang signifikan di seluruh Gaza setelah gencatan senjata terbaru, yang menjadi hambatan besar bagi skema pelucutan senjata Presiden AS Donald Trump untuk Jalur Gaza, lapor Wall Street Journal.

Baca Juga: Trump Buka Peluang Dialog dengan Maduro di Tengah Ketegangan AS–Venezuela

Pendorong utama peningkatan dukungan ini adalah pemulihan keamanan. Pasca gencatan senjata dan penarikan pasukan pendudukan Israel, para pejuang Hamas segera kembali ke jalan sebagai pasukan keamanan dan kepolisian internal. Kehadiran mereka meredam pelanggaran hukum, memulihkan ketertiban umum, dan memperkuat peran sebagai pilar perlawanan dan pemerintahan.

Sentimen yang meluap-luap di Gaza telah mendukung stabilitas yang tercipta berkat kembalinya kelompok Perlawanan ke tugas kepolisian. Banyak warga Palestina memuji Perlawanan karena telah menjaga kehidupan sehari-hari dalam menghadapi agresi eksternal dan ketidakstabilan internal yang disebabkan oleh serangan yang disengaja Israel terhadap pegawai negeri sipil serta mempersenjatai dan mendukung geng-geng lokal.

Dalam konteks ini, Hazem Sarour, seorang pengusaha berusia 22 tahun di Kota Gaza, menyatakan, “Kami menyaksikan kehancuran, pencuri, preman, dan pelanggaran hukum. Tidak ada yang bisa menghentikannya kecuali Hamas. Itulah sebabnya orang-orang mendukung mereka.” []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: India Tangkap Tersangka Bom Mobil Benteng Merah Delhi

Rekomendasi untuk Anda