Kabul, MINA – Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) mengeluarkan peringatan keras bahwa negara itu menghadapi keadaan darurat kemanusiaan yang berkembang pesat. Kondisi tersebut karena peningkatan dramatis dalam pemulangan paksa migran Afghanistan dari negara-negara tetangga.
Dilansir dari Ariana News pada Rabu (9/7), hampir 949.000 warga Afghanistan telah kembali ke negaranya pada paruh pertama tahun 2025, badan tersebut melaporkan, termasuk 741.000 dari Iran dan 208.000 dari Pakistan.
Dalam peringatan yang diterbitkan pekan ini, UNAMA menekankan bahwa tanpa bantuan internasional yang segera dan terkoordinasi, masuknya pengungsi secara tiba-tiba dapat membanjiri masyarakat perbatasan yang rapuh dan berubah menjadi bencana kemanusiaan yang lebih luas.
Tingkat pemulangan melonjak tajam pada bulan Juni, dengan lebih dari 283.000 orang dideportasi dari Iran—angka yang menurut pejabat UNAMA terkait langsung dengan eskalasi konflik baru-baru ini antara Iran dan Israel.
Baca Juga: IOM: Kasus Hepatitis A di Kamp Pengungsi Rohingya Meningkat
Saat Teheran memperketat keamanan dalam negeri dan menindak tegas para migran tak berdokumen, lembaga-lembaga bantuan di sisi perbatasan Afghanistan melaporkan adanya kekacauan, kepadatan penduduk, dan kebutuhan kemanusiaan yang parah.
“Kami menyaksikan tingkat kepulangan yang tidak berkelanjutan yang tidak dapat dikelola oleh masyarakat perbatasan,” kata seorang pejabat senior UNAMA. “Tanpa bantuan langsung dan berkelanjutan, situasi ini dapat berubah menjadi bencana kemanusiaan.” []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB: 1,4 Juta Warga Afghanistan Dipulangkan Paksa pada 2025