Jenewa, MINA – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan, negara-negara pendonor mengajukan dana lebih dari USD2 miliar untuk bantuan kemanusiaan di Yaman yang tengah dilanda perang.
“Jumlah permohonan dana tersebut meningkat hampir 50 persen atau sebesar USD1,1 miliar dari tahun lalu. Rencana Tanggap Kemanusiaan 2018 untuk Yaman membutuhkan USD2,96 miliar untuk menjangkau lebih dari 13 juta orang di seluruh negeri,” kata Guterres saat Konferensi Pers di Jenewa, Selasa (3/4).
Salah satu negara pendonor terkaya, Arab Saudi, telah membatasi akses kemanusiaan di Yaman, sambil menyalurkan dukungan dana ke PBB untuk bantuan kemanusiaan ke Yaman. seperti Anadolu Agency melaporkan dikutip MINA.
Mengenai tindakan kontradiktif Arab Saudi tersebut, Guterres mengatakan dua hal itu perlu dilihat secara terpisah. Pada 2015, Arab Saudi dan sekutunya melancarkan kampanye militer besar-besaran untuk menggulingkan Houthi dan menyokong pemerintah Yaman yang didukung Saudi.
Baca Juga: Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hezbollah Hampir Tercapai
Menurutnya, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah menyediakan USD930 juta dan berjanji untuk menyumbang dana tambahan sebesar USD500 juta, sementara negara lainnya sejauh ini telah mengumpulkan USD293 juta, yang artinya 40 persen dari jumlah dana yang dibutuhkan telah tersedia.
Dalam konferensi tersebut, Guterres meminta negara-negara pendonor untuk menyediakan dana sekitar USD3 miliar.
Guterres juga mendesak pihak-pihak yang saling bertikai di Yaman untuk menyelesaikan masalah.
“Krisis kemanusiaan yang melanda Yaman adalah yang terburuk di dunia. Ketika konflik memasuki tahun keempat, lebih dari 22 juta orang tiga perempat dari populasi membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan,” ujar dia.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
“Kita harus segera bertindak untuk mengakhiri konflik. Sebuah penyelesaian politik yang dinegosiasikan melalui dialog intra Yaman yang inklusif adalah satu-satunya solusi. Saya mendesak semua pihak untuk terlibat dengan Utusan Khusus saya, Martin Griffiths sesegera mungkin,” tegas Guterres.
Dia menegaskan bahwa semua pelabuhan harus tetap dibuka untuk jalur kargo kemanusiaan dan komersil, dan bantuan kemanusiaan harus sampai ke orang-orang yang paling membutuhkan, tanpa terkecuali.
“Badan-badan bantuan kemanusiaan dan mitra mereka membutuhkan akses penuh dan tanpa syarat kapan saja, namun badan kemanusiaan melaporkan bahwa akses ke 90 persen distrik di Yaman terhambat,” tambah Guterres.
Yaman masih dirundung konflik sejak 2014, ketika milisi Houthi menduduki sebagian besar wilayah negara, termasuk di ibu kota Sanaa. (T/R03/B05)
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi