New York, MINA – Sekretariat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersiap melakukan efisiensi besar-besaran dengan memangkas setidaknya 6.900 pekerja di berbagai belahan dunia.
Langkah itu merupakan bagian dari inisiatif reformasi “UN80” yang digagas oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres sebagai upaya menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Al-Jazeera melaporkan.
Informasi tersebut terungkap dalam memo internal yang ditandatangani oleh Pengawas Keuangan PBB, Chandramouli Ramanathan. Dalam memo tersebut, seluruh unit dan lembaga di berbagai wilayah dunia diminta menyampaikan rincian rencana efisiensi paling lambat 13 Juni 2025.
Pemangkasan itu dijadwalkan mulai berlaku pada 1 Januari 2026, bersamaan dengan awal siklus anggaran baru. Sektor-sektor yang terdampak mencakup berbagai bidang, seperti kantor politik dan kemanusiaan PBB, lembaga pengungsi, kesetaraan gender, perdagangan internasional, lingkungan hidup, dan pembangunan kota.
Baca Juga: RSF Serang Fasilitas Medis, Krisis Kesehatan Sudan Memburuk
Badan PBB yang membantu pengungsi Palestina, UNRWA juga termasuk dalam daftar yang terkena dampak. Langkah itu menjadi salah satu keputusan sulit yang diambil akibat krisis keuangan yang sebagian besar dipicu oleh penurunan kontribusi Amerika Serikat.
Sebagai pendonor utama, AS sebelumnya menyumbang hampir seperempat anggaran tahunan PBB. Namun, pengurangan signifikan terjadi selama masa pemerintahan Donald Trump, yang secara langsung memengaruhi stabilitas keuangan organisasi internasional ini. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Wilayah Puglia Italia Putus Hubungan dengan Israel terkait Genosida di Gaza