New York, MINA – Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada Jumat (13/9) mengumumkan, pada akhir bulan ini akan mulai melakukan penyelidikan terhadap serangkaian serangan yang dilakukan Pemerintah Suriah dan Rusia di provinsi barat laut Suriah, Idlib.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengambil keputusan ini atas permintaan Duta Besar – Duta Besar berbagai negara di PBB yakni AS, Inggris, Perancis, Belgia, Republik Dominika, Jerman, Indonesia, Kuwait, Peru dan Polandia.
Mereka mendesak Guterres untuk menyelidiki serangan terhadap fasilitas medis dan kemungkinan penyalahgunaan, Anadolu Agency melaporkan.
Investigasi akan dipimpin oleh Letnan Jenderal Chikadibia Obiakor dari Nigeria bersama Janet Lim dari Singapura serta Maria Santos Pais dari Portugal.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Dewan akan meninjau dan menyelidiki sejumlah insiden spesifik di mana ada penghancuran, atau kerusakan fasilitas pada daftar dekonflikasi PBB dan fasilitas yang didukung PBB di daerah itu,” Stephane Dujarric, juru bicara Guterres, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Mayjen Fernando Ordonez dari Peru dan mantan pejabat Komite Palang Merah Internasional Pierre Ryter akan membantu penyelidikan.
“Dewan akan memulai tugasnya pada 30 September dan akan memastikan fakta-fakta dari insiden spesifik yang terkait dan melapor kepada Sekretaris Jenderal setelah menyelesaikan pekerjaannya,” kata Dujarric.
“Guterres mendesak semua pihak yang terkait untuk memperluas kerja sama penuh mereka kepada Dewan,” tambahnya.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Rusia, Cina, dan negara-negara Afrika non-permanen dewan tidak bergabung dalam permohonan untuk mengadakan penyelidikan kasus ini.
Pada saat permintaan itu, Human Rights Watch juga menawarkan dukungan kuat untuk penyelidikan, dengan mengatakan PBB memberi Rusia, pemerintah Suriah dan pihak-pihak lainnya “koordinat rumah sakit di Idlib untuk memastikan keselamatan mereka.”
“Namun berkali-kali, fasilitas penyelamatan jiwa itu telah dibom,” kata Louis Charbonneau, Direktur Organisasi Hak Asasi Manusia PBB, dalam sebuah pernyataan.
Mark Lowcock, koordinator urusan kemanusiaan PBB, mengatakan kepada Dewan Keamanan bulan lalu bahwa serangan lebih dari tiga bulan di barat laut Suriah telah meninggalkan setidaknya 17 desa di Idlib selatan tidak hanya dihancurkan tetapi juga dikosongkan.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
“Apa yang Anda lihat adalah tingkat kehancuran yang konsisten dengan kampanye pemboman yang ditujukan untuk kebijakan bumi hangus,” katanya. (T/Ast/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia