Sana’a, MINA – Dana Kemanusiaan Yaman (YHF) yang dikelola oleh Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) telah mengalokasikan dana US $ 70 juta (sekitar Rp947 miliar) untuk kegiatan penyelamatan krisis di seluruh Yaman.
“Melalui alokasi baru ini, Dana Kemanusiaan Yaman akan menanggapi penyebab langsung kerawanan pangan dan kekurangan gizi, memperbaiki akses terhadap layanan makanan, gizi, kesehatan, air dan sanitasi, dan menangani kolera yang sedang berlangsung,” kata Jamie McGoldrick, Koordinator YHF, seperti dilansir Relief Web.
Alokasi dana juga untuk menyediakan paket bantuan minimum, termasuk tempat tinggal, barang-barang non-pangan dan layanan perlindungan kepada orang-orang yang paling rentan di antara pengungsi, serta orang-orang yang kembali dari mengungsi.
Ada 95 kabupaten di 15 provinsi di seluruh negeri telah diprioritaskan oleh YHF, termasuk Aden, Al-Bayda Al-Dhale’e, Hadramaut, Hajjah, Lahj, Sa’ada Shabwah dan Taizz.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Alokasi tersebut juga untuk memprioritaskan dukungan kepada LSM nasional dalam melaksanakan 33 proyek bersama 26 mitra.
Proyek-proyek akan dilaksanakan oleh LSM Internasional, badan PBB, dan Bulan Sabit Merah untuk jangka waktu satu tahun. Proyek tersebut akan dikoordinasikan melalui lima pusat kemanusiaan di Aden, Al-Hudaydah, Ibb, Sana’a dan Sa’ada.
Alokasi dana tersebut masih belum mencukupi untuk merespons krisis di Yaman, menangani 17,8 juta orang. sekitar 8,4 juta di antaranya berisiko kelaparan. Sekitar 1,8 juta anak-anak dan 1,1 juta wanita hamil atau menyusui kekurangan gizi akut. Sementara 3 juta orang telah meninggalkan rumah mereka untuk mencari keamanan.
“Layanan sosial dasar di Yaman hampir runtuh, oleh karena itu penyediaan bantuan kemanusiaan harus terus berlanjut. Ini merupakan jalur hidup bagi jutaan orang yang terus berjuang dalam krisis, tapi tidak banyak mendapat berita utama media,” McGoldrick menambahkan. (T/RS2/RS1)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj News Agency (MINA)