COX’S BAZAR, Bangladesh, MINA – Juru bicara Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) mengatakan, Anak-anak dan pemuda Rohingya di kamp-kamp pengungsi Bangladesh membutuhkan pendidikan, Jumat (5/10).
“Kami khawatir kehilangan satu generasi, terutama pemuda di sini memiliki kesempatan terbatas untuk mendapatkan pendidikan,”kata Alastair Lawson Tancred kepada para wartawan di Cox’s Bazar, sebuah distrik di Bangladesh bagian tenggara tempat Muslim Rohingya melarikan diri dari penganiayaan tentara Myanmar, demikian Anadolu Agency melaporkan dikutip MINA
Tancred juga mengatakan sekitar setengah dari satu juta orang Rohingya yang tinggal di kamp adalah anak-anak, sebagian besar berusia di bawah 17 tahun.
“UNICEF akan memberikan pendidikan bagi anak-anak yang berusia 9-14 tahun di kamp-kamp,” tambahnya.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Menurut Amnesty International, lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan, mereka melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap masyarakat Muslim minoritas pada bulan Agustus 2017.
Rohingya yang digambarkan oleh PBB sebagai orang-orang yang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat karena puluhan orang terbunuh dalam kekerasan masal pada tahun 2012. (T/Ast/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris