
Ali Abdullah Saleh
, dituding dukung pemberontakan oposisi Houthi. (Foto: AP)" width="300" height="162" /> Mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, dituding dukung pemberontakan oposisi Houthi. (Foto: AP)Sanaa, 13 Muharram 1436/6 November 2014 (MINA) – PBB mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada lima tokoh Yaman terkemuka atas tuduhan merusak transisi demokrasi Yaman.
Kelima tokoh yang dianggap sebagai pemicu krisis di negara miskin itu, yaitu mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, anaknya, pemimpin Houthi Abdulmalik Al-Houthi, saudaranya Abdulkhaleq Al-Houthi dan pemimpin militer Abu Ali Al-Hakem.
Kantor Saleh mengatakan kepada Al Jazeera Rabu (5/11) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), mantan presiden diberi batas waktu hingga 14:00 GMT hari Jumat, untuk meninggalkan Yaman atau menghadapi kemungkinan sanksi.
Saleh dinilai masih memiliki pengaruh di mata partai politiknya, Kongres Rakyat Agung (GPC), dan dituding mengerahkan pengaruhnya pada lembaga pemerintah dan militer.
Baca Juga: Setelah Turkiye dan Mesir, Prabowo Lanjutkan Kunjungan ke Qatar
Sementara pemimpin oposisi Syiah, Abdulmalik Al-Houthi menolak ancaman sanksi itu di depan ribuan pendukungnya, dengan mengatakan “kami tidak takut”.
Saleh dituding menjadi pendukung utama pemberontakan kelompok Houthi dan berada di balik upaya menimbulkan kekacauan di seluruh negeri.
Sanksi akan melibatkan larangan visa dan pembekuan aset pada Saleh.
Saleh yang 33 tahun memerintah Yaman, berakhir kekuasaannya pada 2012 setelah terjadinya pemberontakan rakyat menentangnya.
Baca Juga: Dipecat Microsoft, Ibtihal Dapat Tawaran Kerja Dari Pengusaha Kuwait
Pasukannya oposisi Houthi telah bergerak maju ke selatan dari dataran tinggi utara Syiah menuju daerah-daerah mayoritas Sunni. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Menlu Sugiono: Indonesia Bersedia Berikan Perawatan Medis untuk Warga Palestina