Khartoum, MINA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan mitranya membentuk tim inti untuk menangani situasi kemanusiaan yang mengerikan di Sudan, kata Koordinator Kemanusiaan PBB.
“Kekurangan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar terus melanda, terutama di Khartoum dan sekitarnya, sementara akses komunikasi dan listrik terbatas di banyak bagian Sudan, membuat operasi bantuan menjadi lebih menantang,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Dikutip dari Xinhua pada Sabtu (29/4), memperhatikan bahwa kebutuhan mendesak dan tersebar luas, Penjabat Koordinator Residen dan Kemanusiaan di Sudan, Abdou Dieng mengatakan, kepemimpinan senior akan kembali ke ibu kota Sudan, segera setelah situasi memungkinkan.
“Sementara beberapa staf bekerja dari Port Sudan, yang hanya dapat diakses melalui jalan darat dari ibu kota, yang lain telah pergi ke pos lain karena penutupan bandara,” katanya.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Koordinator Bantuan Darurat Martin Griffiths telah mengalokasikan 3 juta dolar AS dari Dana Tanggap Darurat Pusat untuk segera menanggapi kedatangan pengungsi Sudan dan lainnya di Chad, menurut siaran pers PBB pada Rabu (27/4).
Sejak pertengahan April, Sudan mengalami bentrokan militer antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat paramiliter (RSF) setelah berhari-hari ketegangan antara pemimpin kedua belah pihak yang pernah bersekutu.
Setidaknya 459 orang tewas dan lebih dari 4.000 terluka dalam konflik tersebut, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
WHO mengatakan, lebih dari 60 persen fasilitas kesehatan di Sudan ditutup dan hanya 16 persen yang beroperasi seperti biasa. Sementara itu, hampir 50.000 anak dengan gizi buruk akut berisiko tidak menerima pengobatan karena layanan yang terganggu.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Dana Anak PBB juga mengungkapkan bahwa sembilan anak tewas, dan lebih dari 50 terluka dalam konflik yang sedang berlangsung. (T/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis