Jenewa, 29 Muharram 1435/3 Desember 2013 (MINA) – Kepala Hak Asasi Manusia PBB mengatakan, bukti yang dikumpulkan oleh inspektur PBB dalam menyelidiki kejahatan perang Suriah, membuktikan keterlibatan pejabat senior pemerintah, dan yang paling krusial adalah Presiden Bashar al-Assad.
Komisaris Tinggi PBB untuk hak asasi manusia, Navi Pillay, mengatakan di Jenewa hari Senin (2/12), para pejabat pemerintah Suriah, termasuk Assad bertanggung jawab atas kejahatan terhadap kemanusiaan, Al Jazeera melaporkan yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA).
Para peneliti PBB, yang mengumpulkan kesaksian dalam kerahasiaan maksimal dan independen dari Pillay, sebelumnya mengatakan bukti menunjuk ke tingkat tertinggi dari pemerintah Suriah, tetapi belum diberi nama “Assad” atau pejabat lain secara terbuka.
Para inspektur telah mengumpulkan daftar rahasia tersangka dan menyerahkan mereka ke Pillay dengan penyimpanan yang aman, dengan harapan suatu hari nanti tersangka akan menghadapi pengadilan atas kejahatannya, termasuk penyiksaan dan pembunuhan massal.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
“Mereka menunjukkan fakta bahwa bukti menunjukkan tanggung jawab di tingkat tertinggi pemerintahan, termasuk kepala negara,” kata Pillay.
Tapi Pillay mengatakan, dia tidak bisa membuka segel daftar rahasia, dan bersikeras dia hanya mengulangi apa yang para peneliti pimpinan Paulo Pinheiro, pakar Brasil, katakan.
“Saya katakan, saya tidak mengatakan bahwa seorang kepala negara adalah tersangka,” kata Pillay saat diminta untuk mengklarifikasi komentarnya.
“Saya mengutip misi pencari fakta yang mengatakan bahwa berdasarkan fakta-fakta mereka, poin tanggung jawab di tingkat tertinggi.”
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Pillay mengatakan, kekuatan dunia harus membuat pertanggungjawaban atas kejahatan yang dilakukan dalam perang saudara Suriah, sebagai prioritas sebelum pembicaraan damai yang dijadwalkan 22 Januari.
Dalam perkembangan lain terkait Suriah, Sigrid Kaag, Kepala Misi Gabungan OPCW – PBB, mengatakan meskipun kemampuan negara untuk membuat senjata kimia tidak bisa difungsikan lagi, pekerjaan yang paling kompleks dan menantang masih terbentang di depan.
Inspektur dari PBB dan OPCW (Organisasi Pelarangan Senjata Kimia) telah memeriksa semua kecuali satu situs tempat memproduksi senjata kimia.
OPCW mengatakan, seluruh persediaan senjata kimia Suriah yang lebih dari 1.000 ton telah disegel.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Penghapusan bahan kimia Suriah untuk dimusnahkan di luar wilayahnya akan memerlukan koordinasi yang luar biasa dan upaya kolektif,” kata delegasi Kaag, Senin pada pertemuan lima hari 190 negara anggota pengawas kimia dunia di Haig.
Namun, Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad memperingatkan bahwa upaya untuk membersihkan negaranya dari senjata kimia bisa gagal jika masyarakat internasional tidak memberikan kontribusi uang dan peralatan, termasuk mobil lapis baja untuk misi. (T/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan