New York, MINA – Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Selasa (30/3) mendesak bantuan internasional hingga USD 10 miliar untuk membantu warga Suriah yang melarikan diri dari perang saudara selama satu dekade di tengah pandemi COVID-19, dengan mengatakan bahwa kebutuhan akan dukungan kemanusiaan tidak pernah sebesar ini sebelumnya.
Dalam konferensi tahunan kelima untuk mencegah warga Suriah dari kelaparan, acara yang diselenggarakan oleh Uni Eropa ini meminta USD 4,2 miliar untuk orang-orang di Suriah dan USD 5,8 miliar untuk pengungsi dan tuan rumah mereka di Timur Tengah, MEMO melaporkan.
Sekitar 24 juta orang membutuhkan bantuan dasar, meningkat 4 juta selama setahun terakhir dan jumlah tertinggi sejak penumpasan pengunjuk rasa pro-demokrasi oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad pada 2011 menyebabkan perang saudara.
“Saya meminta Anda untuk membantu kami mengatasi meningkatnya kebutuhan dan untuk meningkatkan komitmen keuangan dan kemanusiaan Anda,” kata Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres dalam sebuah pesan video.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
“Ekonomi Suriah telah porak poranda dan sekarang dampak COVID-19 memperburuk keadaan. Hampir setengah dari semua keluarga kehilangan sumber pendapatan mereka. Sembilan dari 10 warga Suriah hidup dalam kemiskinan,” katanya.
Jerman menjanjikan 1,738 miliar euro (usd 2,04 miliar), jumlah terbesar dalam empat tahun. Dukungan UE, yang berasal dari anggaran bersama dan terpisah dari anggotanya, stabil pada 560 juta euro. Janji lain datang sepanjang hari, termasuk USD 100 juta dari Qatar dan hampir USD 600 juta dari Amerika Serikat.
Inggris menjanjikan 205 juta pound (USD 281,16 juta), meskipun David Miliband, Presiden Komite Penyelamatan Internasional, mengatakan jumlah itu lebih rendah dari 300 juta pound yang dijanjikan tahun lalu,dan mendesak London untuk menambah jumlah bantuan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Senin (29/3) malam menyerukan agar perbatasan Suriah tetap terbuka untuk memungkinkan akses tanpa hambatan dan aliran bantuan bebas, hal serupa yang juga diserukan oleh diplomat utama Uni Eropa Josep Borrell.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
“Sangat penting bahwa bantuan dapat menjangkau mereka yang membutuhkan … Sangat penting bagi bantuan kemanusiaan untuk dapat diberikan kepada orang-orang ini,” kata Borrell.
Pertempuran antara pasukan tentara Suriah dan pemberontak telah mereda sejak kesepakatan setahun lalu mengakhiri kampanye pemboman yang dipimpin Rusia yang telah membuat lebih dari satu juta orang mengungsi, tetapi serangan udara Rusia, bersama dengan militer yang didukung Iran dan Suriah, terus menyerang pos-pos pemberontak.
Gerakan Palang Merah Bulan Sabit Merah mendesak bantuan internasional untuk membantu membangun kembali Suriah, terutama memperbaiki layanan kesehatan, air, dan listrik yang kritis.
Kepala Komite Palang Merah Internasional Peter Maurer mendesak kekuatan dunia untuk mencapai kesepakatan damai atau menghadapi lebih banyak lagi konferensi donor tahunan untuk Suriah.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
“Tanggung jawab akhir terletak pada pihak-pihak yang berkonflik,” katanya.(T/R7/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza