New York, MINA – Pejabat keamanan PBB dan Uni Eropa memperingatkan, afiliasi ISIS di Afghanistan dapat memanfaatkan deportasi massal pengungsi Afghanistan dari Iran dan Pakistan untuk memperkuat barisannya.
Dilansir dari Khaama Press pada Jumat (26/9), sejak Januari, lebih dari 2,6 juta warga Afghanistan telah kembali, banyak di antaranya setelah puluhan tahun tinggal di luar negeri, menurut data PBB.
Para diplomat mengatakan, lonjakan mendadak ini berisiko menciptakan kolam rekrutmen bagi ISIS-Khorasan, yang tetap aktif meskipun Taliban mengeklaim telah memulihkan keamanan.
Hans-Jakob Schindler, mantan pejabat PBB yang memantau kelompok ekstremis, mengatakan bahwa bahayanya “sangat tinggi” jika ISIS-K memandang para pengungsi yang kembali sebagai sumber tenaga baru.
Baca Juga: RI dan Arab Saudi Sepakati Penguatan Layanan Haji 2025 bagi Jamaah Indonesia
Seorang diplomat Uni Eropa menambahkan bahwa banyak warga Afghanistan yang bergabung dengan kelompok bersenjata bukan karena ideologi, tetapi karena keputusasaan ekonomi.
Lembaga bantuan memperingatkan bahwa warga Afghanistan yang dideportasi menghadapi kondisi yang sangat buruk. Badan Pengungsi PBB memperkirakan hingga 4 juta orang dapat kembali pada akhir 2025, sebagian besar tanpa pekerjaan, perumahan, dan akses ke layanan. Bank Dunia mengatakan hampir setengah dari populasi Afghanistan sudah hidup di bawah garis kemiskinan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran dan Irak Berjanji Tegakkan Pakta Keamanan di Tengah Ketegangan Regional