New York, 2 Rajab 1436/21 April 2015 (MINA) – Para pemimpin Uni Eropa harus mengambil pendekatan lebih canggih, lebih berani dan lebih berperasaan untuk menghadapi migran/">krisis migran yang terus marak menyeberang ke Eropa.
Pernyataan itu dikeluarkan oleh PBB pada Senin (20/4), sehari setelah kapal yang diduga membawa lebih 900 migran terbalik dan tenggelam di Laut Mediterania, hanya 28 selamat dan 24 mayat ditemukan oleh Penjaga Pantai Italia.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Zeid Ra’ad Al-Hussein mengatakan dalam pernyataan itu, ia tidak terkejut dengan tragedi terbaru yang terjadi.
“Ini orang tewas dan ratusan orang lainnya telah mendahului mereka dalam beberapa bulan terakhir,” kata Al-Hussein.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Dilaporkan migran itu umumnya beragama Islam yang datang dari negara-negara yang dilanda konflik atau negara yang bermasalah lainnya.
Al-Hussein juga meminta pemerintah Eropa untuk mengambil tindakan dan menghidupkan kembali program penyelamatan migran Mare Nostrum.
Menurutnya, upaya program pencarian dan penyelamatan migran saat ini benar-benar tidak memadai dan lebih mengarah kepada “kontrol perbatasan dan kepolisian laut dari pada menyelamatkan nyawa”.
“Menghentikan penyelamatan para migran yang bermasalah tidak menyebabkan migrasi menurun atau berkurangnya penyelundupan, tetapi hanya menimbulkan banyak kematian di laut,” kata Al Hussein.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Menurut Badan Pengungsi PBB, lebih 35.000 migran telah tiba di Eropa selatan dengan perahu selama tahun 2015.
Lebih 1.600 orang telah tenggelam di Laut Mediterania tahun ini. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu