Jenewa, MINA – PBB pada Jumat (28/2) mendesak masyarakat internasional untuk meningkatkan dukungan bagi Turki dalam mengelola dan menampung para pengungsi Suriah.
Babar Baloch, Jurubicara Badan Pengungsi PBB, pada jumpa pers di Jenewa mengatakan, mereka telah meminta negara-negara tetangga termasuk Turki untuk memperluas penerimaan bagi orang-orang yang dalam pelarian dari wilayah Suriah, Anadolu Agency melaporkan.
“Tapi jangan lupa bahwa Turki menampung sekitar 3,6 juta pengungsi Suriah sehingga seruan lebih luas bagi masyarakat internasional juga bahwa dukungan ke Turki harus dipertahankan dan ditingkatkan,” ujarnya.
Salah satu pejabat Turki mengatakan, mereka tidak akan lagi mencoba untuk menghentikan migran gelap untuk ke Eropa, karena pemboman yang tak henti-hentinya oleh Pemerintah Suriah dan sekutunya di zona eskalasi Idlib telah menghasilkan gelombang migran baru bergerak menuju perbatasan Turki.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Turki, yang menampung lebih banyak pengungsi Suriah daripada negara mana pun di dunia, mengatakan negara itu tidak bisa menyerap gelombang pengungsi lainnya.
Pada jumpa pers yang sama, Jens Laerke, Jurubicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), mengatakan mereka melanjutkan operasi kemanusiaan meskipun ada laporan media yang mengklaim Turki telah menutup perbatasannya dengan pengungsi.
“Kami belum memiliki komunikasi resmi dari pemerintah Turki tentang perubahan apa pun sampai sekarang, sehingga operasi lintas-perbatasan berlanjut,” katanya.
Laerke mengatakan, dalam dua bulan pertama tahun ini, mereka memiliki lebih dari 2.000 truk melintasi perbatasan itu dan operasi itu masih terus berlanjut.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Idlib, dekat perbatasan selatan Turki, berada dalam zona de-eskalasi yang diatur dalam kesepakatan antara Turki dan Rusia pada akhir 2018. Namun, Pemerintah Suriah dan sekutu-sekutunya, secara konsisten telah melanggar ketentuan-ketentuan gencatan senjata, meluncurkan serangan yang sering dilakukan di dalam wilayah di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.
Zona de-eskalasi saat ini menjadi rumah bagi sekitar 4 juta warga sipil, termasuk ratusan ribu pengungsi dalam beberapa tahun terakhir yang disebabkan pasukan rezim di seluruh negara yang dilanda perang. (T/R7/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan