Sanaa, MINA – Dua juta anak tidak bersekolah di Yaman karena dilanda perang yang menghancurkan, kata badan anak-anak UNICEF PBB, Rabu (25/9).
Sementara itu, pendidikan lebih dari 3,7 juta anak terancam gagal karena gaji guru belum dibayarkan selama lebih dari dua tahun.
“Kekerasan, pengungsian dan serangan terhadap sekolah mencegah banyak anak mengakses sekolah,” kata Sara Beysolow Nyanti, perwakilan UNICEF di Yaman, demikian Nahar Net melaporkan.
Nyanti mengatakan, satu dari lima sekolah di negara itu tidak dapat lagi digunakan sebagai akibat dari konflik yang telah menghancurkan sistem pendidikan Yaman yang sudah rapuh.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
“Anak-anak yang tidak bersekolah menghadapi risiko yang meningkat dari semua bentuk eksploitasi, termasuk dipaksa untuk bergabung dalam pertempuran, pekerja anak dan pernikahan dini,” kata Nyanti.
Puluhan ribu orang, sebagian besar warga sipil, telah tewas sejak Arab Saudi dan sekutunya melakukan intervensi pada Maret 2015 di Yaman. Koalisi pimpinan Saudi mendukung pemerintah sah Yaman setelah pemberontak Houthi merebut ibu kota Sanaa.
Pertempuran telah menggusur jutaan orang dan menyebabkan 24,1 juta orang – lebih dari dua pertiga populasi – membutuhkan bantuan.
Menurut UNICEF, 1,8 juta anak di bawah usia lima tahun menderita gizi buruk.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
PBB menggambarkan Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. (T/RI-1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB