Jenewa, 28 Syawal 1436/13 Agustus 2015 (MINA) – Pelapor khusus PBB tentang hak atas pangan, Hilal Elver, melaporkan, sekitar enam juta orang terancam kelaparan akibat konflik bersenjata di negara itu.
“Selain itu, 850.000 dari kalangan anak juga terancam kekurangan gizi,” ujar Elver.
Ia menambahkan, penyerangan di sejumlah provinsi, termasuk Aden, Al-Dhali, Lahj dan Taiz, telah menghalangi bahan makanan pokok, seperti gandum, mencapai penduduk sipil.
Laporannya seperti disebutkan pada Medicalob Serverph menyebutkan, kondisi diperburuk dengan serangan udara yang menargetkan pasar dan truk yang membawa bahan makanan.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Konflik bersenjata internasional dan internal, yang mengakibatkan kelaparan warga sipil, dapat dikategorikan termasuk kejahatan perang,” ujarnya.
Krisis pangan dapat memburuk dengan jumlah anak menghadapi kekurangan gizi naik menjadi 1,2 juta dalam sepekan mendatang, imbuhnya.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia WHO pada Selasa (11/8) mengatakan, konflik telah merenggut 4.345 nyawa warga setempat.
Kepala Komite Internasional Palang Merah ICRC, Peter Maurer, setelah kunjungan tiga hari ke negara itu, mengatakan, “Yaman kini sudah hancur, situasi kemanusiaan dilanda bencana,” ujarnya.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Untuk itu, dia menyerukan PBB untuk segera mempercepat kiriman bantuan makanan, air dan obat-obatan.
WHO juga menyebutkan, tenaga kesehatan banyak yang melarikan diri dari Yaman untuk menghindari tindakan kekerasan, sehingga layanan perawatan kesehatan tutup. (T/P002/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas