Ramallah, MINA – Dubes Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York Riyadh Mansour mengungkapkan kekecewaannya atas pernyataan Sekjen PBB Antonio Guterres yang tidak memasukkan Israel dalam daftar hitam, yang telah melakukan tindakan pelanggaran berat terhadap anak-anak Palestina.
“Israel tidak masuk daftar hitam, meskipun angka dan statistik dalam laporan tentang pelanggaran berat dilakukan oleh pasukan Israel terhadap anak-anak Palestina,” kata Mansour. Demikian Alray melaporkan.
Dewan Keamanan PBB melaksanakan penelitian tentang pelanggaran yang dilakukan Israel, Sabtu (3/8) di New York, dimana para anggotanya membahas laporan tahunan PBB tentang situasi anak-anak di masa konflik.
Laporan tersebut mencakup lebih dari 24.000 pelanggaran terhadap anak-anak pada 2018 di sekitar 20 negara.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Mengenai anak-anak Palestina, laporan itu menyatakan bahwa jumlah anak-anak Palestina yang terbunuh atau terluka telah meningkat pada 2018 sejak 2014.
Dikatakan, sebanyak 59 anak-anak terbunuh pada 2018, 56 di antaranya oleh tentara Israel. Sebanyak 2.756 anak-anak terluka (2.514 anak laki-laki dan 242 anak perempuan), sebagian besar terjadi selama aksi Great March of Return di Gaza, seperti cedera, termasuk cacat permanen dan amputasi.
Menurut laporan tersebut, sekitar 203 anak telah ditahan di penjara-penjara Israel, kebanyakan dari mereka dalam penahanan administratif, tanpa dakwaan atau pengadilan.
Pada akhir Desember 2018, 87 anak dihukum untuk menjalani hukuman di penjara-penjara Israel karena menolak pendudukan, kata laporan itu. Anak-anak ini mengalami kondisi penahanan dan penganiayaan yang keras.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Terlepas dari semua angka-angka ini, PBB tidak memasukkan Israel dalam daftar hitam. Orang-orang Palestina menyatakan ketidakpuasan dan ketidaksetujuan mereka atas laporan itu.
“Sekretaris Jenderal PBB harus memasukkan Israel dalam daftar hitam dan menambahkan laporan ke negara-negara yang melakukan tindakan mengerikan, terutama terhadap anak-anak,” kata Mansour.
Menurutnya, tidak termasuknya Israel dalam daftar tersebut akan melemahkan upaya untuk mengakhiri pelanggaran terhadap anak-anak di seluruh dunia dan mempertanyakan kredibilitas daftar itu.
Sebelumnya, anggota dari komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hanan Ashrawi mengatakan, kegagalan PBB untuk memasukkan Israel ke daftar hitam, meskipun ada tekanan yang diberikan oleh banyak organisasi hak asasi manusia terkemuka dan para ahli, termasuk Pelapor Khusus PBB, membuktikan kegagalan dunia internasional untuk meminta pertanggungjawaban Israel. (T/R03/RI-1)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)