New York, MINA – Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB mengatakan, setidaknya 30.000 warga telah terlantar dari provinsi Idlib, Suriah barat laut, senin (10/9).
“Mayoritas orang yang mengungsi antara 1 hingga 9 September telah melarikan diri ke Idlib utara dekat perbatasan Turki, di tengah serangan udara dan darat yang meningkat oleh rezim dan pasukan Rusia di sana,” kata Stephane Dujarric kepada wartawan di markas besar PBB di New York. Demikian Anadolu melaporkan dikutip MINA.
“Kira-kira setengah dari mereka yang mengungsi tinggal di kamp-kamp,” tambah Dujarric.
Dujarric mengatakan, pihaknya tetap prihatin dengan situasi tiga juta warga sipil di Idlib, di mana intensifikasi pertempuran telah mengakibatkan kematian, cedera dan pemindahan, serta penghancuran infrastruktur sipil.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Dewan Keamanan PBB akan membahas perkembangan di Idlib pada hari Selasa waktu New York, termasuk membahas pertemuan pekan lalu di Teheran antara Presiden Turki, Rusia dan Iran yang menggarisbawahi “tidak akan ada solusi militer untuk konflik Suriah” dan menyerukan memajukan politik untuk mencapai solusi yang dinegosiasikan.
Pemerintah Suriah baru-baru ini mengumumkan rencana untuk meluncurkan serangan militer besar-besaran di daerah itu, yang telah lama dikendalikan oleh berbagai kelompok oposisi bersenjata.
PBB memperingatkan pekan lalu bahwa serangan semacam itu akan mengarah pada “bencana kemanusiaan terburuk di abad ke-21.” (T/SR/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Trump Disebut Menentang Rencana Israel Aneksasi Tepi Barat