Damaskus, MINA – Utusan Khusus Dewan Keamanan PBB Geir Pedersen mengatakan, meskipun lebih dari setahun relatif tenang, rakyat Suriah berada di tengah-tengah penderitaan kemanusiaan yang meningkat.
“Sungguh ironi yang tragis bahwa saat yang relatif tenang ini, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya konflik, juga merupakan periode penderitaan kemanusiaan yang besar dan terus meningkat dari rakyat Suriah,” ujar Pedersen melalui telekonferensi, demikian Anadolu Anadolu melaporkan, Kamis (27/5).
“Ini adalah masa kemelaratan ekonomi, pandemi, pengungsian, penahanan dan penculikan, sementara konflik kekerasan, terorisme dan pelanggaran hak asasi manusia terus berlanjut,” tambahnya.
Menurutnya, pertempuran tidak bergeser dalam beberapa waktu, ada tanda-tanda berulang bahwa konflik 10 tahun Suriah bisa berubah panas.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Termasuk penembakan di dalam dan sekitar Afrin dan Ayn Issa, serangan udara di barat laut Suriah, serangan udara Israel di Suriah barat daya dan daerah yang dikuasai rezim.
“Kami melihat penderitaan yang sama, pola peristiwa dan dinamika yang sama dari bulan ke bulan, sebuah pola yang saya khawatirkan perlahan-lahan membawa warga Suriah menuju jurang yang lebih dalam,” kata Pedersen.
Ia menghimbau segera menemukan solusi politik yang nantinya difasilitasi PBB mengatasi konflik tersebut, untuk memperbaiki kesengsaraan negara.
Suriah telah dilanda perang saudara sejak awal 2011, ketika rezim Presiden Assad menindak pengunjuk rasa pro-demokrasi.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Ratusan ribu orang telah tewas dan lebih dari 10 juta mengungsi, menurut perkiraan PBB.
Wilayah Idlib termasuk dalam zona de-eskalasi yang ditempa berdasarkan kesepakatan antara Turki dan Rusia.
Daerah tersebut telah menjadi subjek berbagai pemahaman gencatan senjata, yang sering dilanggar oleh rezim Assad dan sekutunya. (T/Hju/P1
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza