New York, MINA – ISIS terus menjadi ancaman bagi masyarakat internasional meskipun telah mengubah strategi operasinya menyusul kekalahan militer ISIS di Irak dan Suriah, kata laporan PBB yang diperoleh oleh Anadolu Agency secara eksklusif, yang dikutip MINA, Rabu (6/2).
“ISIS secara substansial telah berkembang menjadi jaringan rahasia di Irak, di mana ia memprioritaskan ke operasi tingkat lokal. ISIS berada dalam fase transisi, adaptasi dan konsolidasi, pengorganisasian sel di tingkat provinsi, mereplikasi fungsi kepemimpinan utama,” kata laporan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres itu.
Menurut laporan tersebut, Abu Bakar al-Baghdadi juga tetap mengendalikan kelompok teror itu kendati banyak laporan tentang kematiannya.
Beberapa militan ISIS juga meninggalkan Suriah ke Irak, tetapi laporan itu mengatakan beberapa negara mengharapkan cabang Suriah akan berubah menjadi jaringan rahasia, yang mencerminkan cabang yang tetap beroperasi di Irak.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
“Satu dokumen yang diperoleh oleh negara anggota menggambarkan tujuan ISIS untuk periode selanjutnya, yaitu untuk untuk melemahkan kegiatan stabilisasi dan rekonstruksi, target upaya pembangunan kembali infrastruktur dan secara umum menggagalkan kemajuan ekonomi,” katanya.
“Pusat gravitasinya diperkirakan akan tetap di Irak dan Republik Arab Suriah,” tambah laporan itu.
Laporan tersebut memperkirakan, bahwa kelompok ISIS terus mengendalikan antara 14.000 hingga 18.000 militan di Irak dan Suriah.
Di Irak saja, dikatakan ada 3.000 militan ISIS aktif, dan kelompok teror diperkirakan masih memiliki kendali dana antara USD50 juta dan USD300 juta.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Laporan itu juga memperingatkan bahwa wanita yang telah deradikalisasi serta “anak di bawah umur yang trauma” yang hidup di bawah pemerintahan Daesh “merupakan ancaman serius”. (T/B05/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan