Jenewa, MINA – Koordinator PBB untuk Situasi Kemanusiaan di Palestina, Lynn Hastings mengatakan bahwa Israel dengan jelas menentang pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza Utara di mana sekitar 300.000-400.000 orang terdampak pengeboman.
“Pemerintah Israel sudah jelas, tidak ingin kami mengirimkan (bantuan) ke wilayah Gaza Utara,” kata Lynn Hastings pada konferensi pers di Jenewa secara virtual, Jumat (27/10), Anadolu melaporkan.
Menurutnya, stafnya juga harus menanggung risiko keamanan tertentu di tengah pengeboman, jika memaksakan memberi bantuan untuk menyelamatkan nyawa warga di Gaza yang membutuhkan.
“Saya telah mengatakan sebelumnya bahwa lebih dari satu juta orang tidak bisa begitu saja diangkut dan pindah ke selatan di mana telah terjadi pemboman terus menerus, tidak ada layanan yang diberikan, tidak ada tempat berlindung di sana,” jelasnya.
Baca Juga: Citra Satelit Tunjukkan Penghancuran Sistematis Area Pemukiman Gaza Utara
“Kita harus bisa menyalurkan (bantuan) kepada masyarakat di Gaza dan kita harus bisa menyalurkan bantuan ke mana pun masyarakat membutuhkan,” desaknya.
Mengingat jumlah truk yang telah memasuki Jalur Gaza sejak 7 Oktober berjumlah 74 truk, dan hari ini masuk lagi bantuan hanya 10 truk dan 10 dokter asing untuk membantu menangani ribuan pasien korban pengeboman Pasukan Pendudukan Israel.
“Antara 10 dan 20 truk setiap hari jelas tidak cukup,” katanya.
Hastings mencatat, sebelum konflik Palestina-Israel meledak, sekitar 46 truk bahan bakar menyeberang setiap hari.
Baca Juga: Paus Fransiskus Serukan Penyelidikan Genosida di Jalur Gaza
“Saya rasa hal ini memberi Anda gambaran bahwa 782 truk telah menyeberang sejak 7 Oktober yang dihentikan di Mesir hingga saat ini, tidak ada satupun yang membawa bahan bakar,” ujarnya.
Agresi di Gaza dimulai ketika kelompok perlawanan Palestina Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan sebuah serangan mendadak multi-cabang pada 7 Oktober yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara.
Hamas mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan serangan pengeboman tanpa henti terhadap sasaran Hamas, namun berdampak pada 2,3 juta warga di Jalur Gaza.
Baca Juga: Reporters Without Borders Kecam Tuduhan Jurnalis Gaza ‘Teroris’
Hampir 8.500 warga gugur dalam konflik tersebut, termasuk sedikitnya 7.028 warga Palestina dan 1.400 warga Israel. Sementara itu diperkirakan sekitar 1.000 lebih warga Palestina di Gaza masih tertimbun dalam reruntuhan akibat pengeboman pasukan pendudukan Israel.(T/R5/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rudal Balistik, Roket, dan Drone Hezbollah Hujani Tel Aviv