New York, 21 Rajab 1437/29 April 2016 (MINA) – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bantuan rekonstruksi untuk lebih dari 1.350 keluarga Gaza telah ditangguhkan akibat kesulitan serius mendapatkan bahan bangunan, terutama setelah Israel memblokir impor swasta semen ke daerah tersebut.
Jalur Gaza telah menderita kelangkaan bahan konstruksi yang disebabkan oleh blokade Israel diperketat sejak tahun 2007.
Press Tv yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan, situasi itu makin memburuk setelah Tel Aviv mencegah impor semen pada awal bulan ini, dengan menuduh gerakan perlawanan Palestina Hamas yang berbasis di Gaza menggunakan pasokan semen itu untuk keperluan militer melawan Israel.
Pada Jumat (29/4), pernyataan dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengumumkan, “organisasi itu menyediakan bantuan tapi harus menghentikan sementara bantuan tunai untuk perbaikan rumah untuk lebih dari 1.370 keluarga akibat kelangkaan dan peningkatan tajam harga bahan bangunan”.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Tel Aviv melarang pasokan bahan rekonstruksi yang menyebabkan kekurangan stok saat melintasi pantai Gaza,, menambahkan, “Selain itu, pembayaran untuk 1.550 keluarga dijadwalkan untuk memulai rekonstruksi jadi tertunda karena kurangnya semen yang tersedia”.
Hamas membantah tuduhan Israel yang mengatakan impor sejalan dengan Mekanisme Rekonstruksi Gaza dimediasi PBB, yang bertujuan untuk memungkinkan rekonstruksi setelah tiga agresi Israel sejak 2008.
Imad al-Baz, wakil direktur Departemen Ekonomi di Gaza, mengatakan pemerintah Hamas tidak mengganggu mekanisme distribusi semen. Dia mengatakan, semua distribusi semen di Jalur Gaza dipantau oleh kamera Israel.
Robert Piper, Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Palestina, mengatakan, ia tidak memiliki bukti untuk mendukung tuduhan Israel.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Gaza mengalami kondisi kehancuran sejak perang Israel terhadap wilayah pada musim panas 2014, hingga menewaskan lebih dari 2.500 orang dan mendatangkan kerusakan besar di seluruh pantai pesisir.
Lebih dari 75.000 orang yang rumahnya hancur atau rusak parah masih mengungsi, menurut PBB. (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon