Ethiopia, MINA – Jutaan orang terancam kelaparan di Afrika Timur karena kawasan itu menghadapi kekeringan terburuk dalam sejarah, menurut seorang pejabat senior PBB, Michael Dunford.
“Situasi saat ini di Afrika Timur, termasuk Tanduk Afrika, adalah situasi ketahanan pangan terburuk yang pernah kita lihat dalam sejarah baru-baru ini,” kata Michael Dunford, Direktur Regional untuk Afrika Timur di Program Pangan Dunia PBB, demikian Arab News melaporkan, Ahad (26/2).
“Kami mengalami kekeringan terburuk dalam lebih dari 60 tahun. Kami mengalami lima musim hujan yang gagal. Kita sekarang memasuki musim hujan keenam dan harapannya juga akan turun. Artinya lebih dari 22 juta orang terkena dampak kekeringan itu sendiri,” tambahnya.
Ia mengatakan, Ethiopia, Kenya utara, dan Somalia menghadapi krisis. Somalia adalah negara yang paling dikhawatirkan, lebih dari separuh penduduknya membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
“WFP telah meningkatkan operasinya secara dramatis pada tahun 2022. Kami telah menjangkau lebih dari 5 juta orang. Masalahnya adalah, jika hujan datang, situasinya akan terus memburuk,” katanya.
Lebih dari 3 juta orang di wilayah tersebut menghadapi tingkat darurat kerawanan pangan, yang berarti mereka secara teratur pergi sehari atau lebih tanpa makan dan telah menjual harta milik mereka untuk bertahan hidup.
“Di Somalia, kekeringan telah memaksa lebih dari 1,3 juta orang meninggalkan pertanian mereka dan pindah ke lokasi pengungsian,” ujarnya.
Dunford mengatakan bahwa WFP mengumpulkan lebih dari $4,6 miliar tahun lalu, dengan AS sebagai donor tunggal terbesar, tetapi ingin memperluas basis donornya.
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Dunford juga menyoroti dampak perubahan iklim di wilayah tersebut.
“Jadi perubahan iklim itu sangat nyata. Itu membuat situasi yang buruk menjadi lebih buruk. Kita harus mampu membangun ketangguhan populasi ini, tidak hanya untuk krisis saat ini tetapi untuk krisis berikutnya dan krisis setelahnya,” kata Dunford. (T/R6/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza