PBB: Keadaan Ekonomi Palestina Semakin Buruk Akibat Covid-19

Yerusalem, MINA – Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan () menyampaikan, pandemi Covid-19 memperburuk kondisi ekonomi di wilayah , di mana PDB per kapita sudah diproyeksikan turun 3% menjadi 4,5% tahun ini.

Selanjutnya, kondisi yang sudah ada sebelumnya, di wilayah pendudukan Palestina pada dasarnya buruk. Dan akan menjadi lebih buruk di tahun-tahun mendatang sebagai konsekuensi dari Covid-19, demikian MEMO melaporkan, dikutip MINA, Rabu (9/9).

Direktur Divisi UNCTAD tentang Globalisasi dan Strategi Pembangunan Richard Kozul-Wrigh mengatakan, ketidaksetaraan, hutang, ketidakamanan, dan investasi yang tidak mencukupi telah menjadi masalah lama di wilayah pendudukan Palestina.

Ia melanjutkan, Pejabat kesehatan Palestina telah melaporkan, sebanyak 215 kematian akibat Covid-19 dan lebih dari 35.000 terinfeksi di Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur, wilayah yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967.

Kemudian, Koordinator Bantuan untuk rakyat Palestina UNCTAD Mahmoud Elkhafif memperingatkan, kurangnya barang-barang medis utama di Gaza dapat mempersulit pengobatan secara efektif.

“Dukungan bantuan diperkirakan menurun pada tahun 2020 menjadi AS$ 266 juta, terendah dalam lebih dari satu dekade,” katanya.

“Pengangguran sudah berada di “tingkat depresi” 33% pada tahun lalu,” tambahnya.

Elkhafif memaparkan, pada April 2020, pendapatan yang dikumpulkan oleh Otoritas Nasional Palestina dari perdagangan, pariwisata, dan transfer telah turun ke level terendah dalam 20 tahun.

Untuk memungkinkan perluasan permukiman Israel di Tepi Barat, rezim perencanaan dan zonasi Israel, membuat hampir tidak mungkin bagi Palestina untuk mendapatkan izin membangun di tanah mereka sendiri untuk tujuan apa pun.

Tahun lalu, Israel menghancurkan dan menyita 622 bangunan Palestina di Tepi Barat. (T/Hju/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.