Idlib, MINA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (18/12), mengecam serangan bom barel baru-baru ini oleh pasukan udara Suriah dan Rusia di kota Idlib, Suriah barat laut.
“Meskipun ada jaminan bahwa pihak-pihak yang bertikai hanya menyerang sasaran militer yang sah, serangan terhadap fasilitas kesehatan dan pendidikan terus berlanjut,” ujar Penasihat Perwakilan Khusus PBB untuk Suriah, Najat Rochdi, Anadolu Agency melaporkan.
Rochdi mengatakan, serangan itu menewaskan puluhan warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan. Dia menyerukan “de-eskalasi” segera dan menyeru semua pihak yang terlibat untuk menghormati kewajiban hukum internasional, termasuk memastikan perlindungan warga dan infrastruktur sipil.
Pejabat PBB itu menekankan, akses kemanusiaan tanpa hambatan dan aman bagi warga sipil yang membutuhkan harus dijamin hingga memungkinkan PBB dan mitra kemanusiaan terus melakukan pekerjaan mereka di seluruh Suriah utara.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Serangan itu terjadi di tengah musim dingin dan turunnya suhu serta banjir yang mengancam kamp-kamp dan pemukiman penduduk. Hampir 40 orang tewas dalam serangan tersebut sejak awal Desember.
Menurut pemerintah setempat, Idlib merupakan rumah bagi sekitar 2,4 juta penduduk setempat dan 1,3 juta orang terlantar. Jika agresi oleh pemerintah Suriah dan sekutu-sekutunya berlanjut, baik Turki maupun benua Eropa akan menghadapi risiko masuknya pengungsi baru.
Sejak Moskow dan Ankara mencapai kesepakatan pada September 2018 di mana tindakan agresi di Idlib seharusnya dilarang, lebih dari 1.300 warga sipil telah terbunuh di zona eskalasi Idlib.
Perang saudara di Suriah Meletus pada 2011, Turki telah mengambil alih lebih dari 3,7 juta warga Suriah yang melarikan diri dari negara mereka, sehingga menjadikan Turki sebagai negara yang menampung pengungsi terbanyak di dunia. (T/NZ/Ast/P2)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza