New York, MINA – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Kamis (28/9) memperingatkan, kekerasan terhadap Muslim Rohingya di bagian utara Negara Bagian Rakhine, Myanmar, dapat menyebar ke pusat Rakhine, berisiko 250.000 lebih Muslim mengalami pemindahan.
Guterres mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB di New York, kekerasan di Myanmar menciptakan “darurat pengungsi tercepat di dunia, mimpi buruk kemanusiaan dan hak asasi manusia.”
“Kami telah menerima laporan dari orang-orang yang melarikan diri – terutama wanita, anak-anak dan orang tua,” kata Guterres. Demikian Dhaka Tribune memberitakan yang dikutip MINA.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
“Testimoni ini menunjukkan kekerasan yang berlebihan dan pelanggaran berat hak asasi manusia, termasuk penembakan senjata tanpa pandang bulu, penggunaan ranjau darat terhadap warga sipil dan kekerasan seksual,” katanya.
Lebih dari 500.000 orang Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh sejak 25 Agustus, setelah militer Myanmar melakukan pembalasan terhadap warga sipil Rohingya sebagai respon serangan gerilyawan terhadap puluhan pos polisi.
Swedia, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Mesir, Senegal, dan Kazakhstan adalah negara yang meminta pertemuan Dewan Keamanan pada hari Kamis.
“Kegagalan untuk mengatasi kekerasan sistematis ini dapat mengakibatkan tumpahan ke pusat Rakhine, tempat 250.000 Muslim berpotensi menghadapi pemindahan,” kata Guterres. (T/RI-1/ES2)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
Mi’raj News Agency (MINA)