PBB: Anjloknya Nilai Mata Uang Yaman Perburuk Risiko Kelaparan

New York, MINA – memperingatkan bahwa empat juta warga lagi akan menghadapi jika krisis negara terus berlanjut dengan terus anjloknya mata uang Riyal Yaman, sedangkan delapan juta lainya sudah menderita kelaparan yang parah.

Dalam sebuah pernyataan, Koordinator Kemanusiaan UNRC di Yaman, Lise Grande, mengatakan, anjloknya mata uang lokal memperburuk ancaman kelaparan yang dihadapi oleh jutaan warga, demikian Anadolu Agency melaporkan dikutip MINA, Ahad (7/10).

Grande mengatakan bahwa Program Pangan Dunia (WFP)  akan menyediakan bantuan makanan bulanan bagi sekitar delapan juta orang yang menderita kelaparan ekstrim.

 Dia menambahkan, jika nilai Riyal Yaman terus menurun, empat juta orang akan terancam kelaparan.

Grande menjelaskan bahwa harga komoditas telah meningkat tajam dalam empat minggu terakhir karena penurunan cepat nilai Riyal. Pernyataan itu menunjukkan bahwa harga makanan naik 11 persen, sementara harga bahan bakar naik 45 persen pada bulan September.

Dia menekankan bahwa Yaman sudah menderita krisis kemanusiaan terburuk di dunia dan tak terhitung warga yang berada di ambang kematian.

Selama hampir empat tahun, Yaman telah mengalami perang antara pasukan pemerintah didukung oleh koalisi Arab dan kelompok Houthi, yang telah menyebabkan kemerosotan kondisi ekonomi dan kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. (T/Ast/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.