Jenewa, 26 Jumadil Awwal 1436/17 Maret 2015 (MINA) – Pakar PBB memperingatkan, situasi di negara bagian Rakhine di Myanmar masih “menakutkan” dan kondisi kamp pengungsi Muslim “buruk”.
Berbicara di Dewan HAM PBB di Jenewa, Senin (16/3), pelapor khusus mengenai situasi hak asasi manusia di Myanmar, Yanghee Lee mengatakan, diskriminasi terhadap etnis dan agama minoritas di negara bagian Rakhine merajalela.
“Situasi di negara bagian Rakhine tetap mengerikan. Suasana antara masyarakat bermusuhan, masih belum ada penyelidikan yang kredibel terhadap pelanggaran HAM berat yang terjadi pada 2012 dan 2014,” katanya, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
Berbagai LSM melaporkan, kekerasan di negara itu meletus antara umat Budha dan Muslim Rohingya selama tahun 2012 dan pasukan keamanan mengambil bagian dalam pelanggaran HAM yang terjadi terhadap Muslim Rohingya.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Sejak wabah kekerasan komunal antara umat Budha dan Muslim terjadi pada 2012, umat Muslim dipaksa hidup di kamp-kamp dimana mereka dilarang pergi.
“Kondisi di kamp-kamp pengungsi Muslim yang saya kunjungi buruk. Orang-orang mengatakan, mereka hanya memiliki dua pilihan, tinggal kemudian mati atau pergi dengan perahu,” kata Lee.
Menurut wanita asal Korea Selatan itu, pembenaran yang diberikan oleh pemerintah Myanmar terhadap pengurungan Muslim di kamp-kamp dengan dalih melindungi mereka, dinilai meresahkan.
“Selama kunjungan saya ke daerah itu, saya bertemu dengan pemerintah setempat dan tokoh masyarakat dan kamp-kamp bagi umat Budha maupun Muslim Rohingya. Saya menyaksikan pembatasan diskriminatif yang dilakukan terhadap kebebasan bergerak pengungsi Muslim yang juga berdampak pada hak-hak dasar lainnya,” kata Lee.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Lee melakukan kunjungan resmi untuk kedua kalinya ke Myanmar pada 7-16 Januari 2015. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai