Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PBB: KONDISI DI KAMP-KAMP MUSLIM MYANMAR BURUK

Rudi Hendrik - Selasa, 17 Maret 2015 - 10:43 WIB

Selasa, 17 Maret 2015 - 10:43 WIB

505 Views

Pelapor khusus HAM PBB di Myanmar, Yanghee Lee. (Foto: AA)
Pelapor khusus HAM <a href=

PBB di Myanmar, Yanghee Lee. (Foto: AA)" width="300" height="204" /> Pelapor khusus HAM PBB di Myanmar, Yanghee Lee. (Foto: AA)

Jenewa, 26 Jumadil Awwal 1436/17 Maret 2015 (MINA) – Pakar PBB memperingatkan, situasi di negara bagian Rakhine di Myanmar masih “menakutkan” dan kondisi kamp pengungsi Muslim “buruk”.

Berbicara di Dewan HAM PBB di Jenewa, Senin (16/3), pelapor khusus mengenai situasi hak asasi manusia di Myanmar, Yanghee Lee mengatakan, diskriminasi terhadap etnis dan agama minoritas di negara bagian Rakhine merajalela.

“Situasi di negara bagian Rakhine tetap mengerikan. Suasana antara masyarakat bermusuhan, masih belum ada penyelidikan yang kredibel terhadap pelanggaran HAM berat yang terjadi pada 2012 dan 2014,” katanya, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.

Berbagai LSM melaporkan, kekerasan di negara itu meletus antara umat Budha dan Muslim Rohingya selama tahun 2012 dan pasukan keamanan mengambil bagian dalam pelanggaran HAM yang terjadi terhadap Muslim Rohingya.

Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan

Sejak wabah kekerasan komunal antara umat Budha dan Muslim terjadi pada 2012, umat Muslim dipaksa hidup di kamp-kamp dimana mereka dilarang pergi.

“Kondisi di kamp-kamp pengungsi Muslim yang saya kunjungi buruk. Orang-orang mengatakan, mereka hanya memiliki dua pilihan, tinggal kemudian mati atau pergi dengan perahu,” kata Lee.

Menurut wanita asal Korea Selatan itu, pembenaran yang diberikan oleh pemerintah Myanmar terhadap pengurungan Muslim di kamp-kamp dengan dalih melindungi mereka, dinilai meresahkan.

“Selama kunjungan saya ke daerah itu, saya bertemu dengan pemerintah setempat dan tokoh masyarakat dan kamp-kamp bagi umat Budha maupun Muslim Rohingya. Saya menyaksikan pembatasan diskriminatif yang dilakukan terhadap kebebasan bergerak pengungsi Muslim yang juga berdampak pada hak-hak dasar lainnya,” kata Lee.

Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar

Lee melakukan kunjungan resmi untuk kedua kalinya ke Myanmar pada 7-16 Januari 2015. (T/P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Palestina
Palestina
Indonesia
MINA Preneur
Indonesia