Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PBB: KONDISI DI SUDAN SELATAN KIAN MEMBURUK

Rudi Hendrik - Selasa, 22 September 2015 - 13:29 WIB

Selasa, 22 September 2015 - 13:29 WIB

406 Views

Presiden Sudan Selatan Salva Kiir (kanan) dan pemimpin oposisi bersenjata Riek Machar (kiri). (Foto: AA)

Presiden <a href=

Sudan Selatan Salva Kiir (kanan) dan pemimpin oposisi bersenjata Riek Machar (kiri). (Foto: AA)" width="300" height="204" /> Presiden Sudan Selatan Salva Kiir (kanan) dan pemimpin oposisi bersenjata Riek Machar (kiri). (Foto: AA)

Nairobi, 8 Dzulhijjah 1436/22 September 2015 (MINA) – Situasi di Sudan Selatan yang dilanda perang kian memburuk sejak kesepakatan damai ditandatangani antara pihak yang berperang tiga pekan lalu.

Menurut sebuah laporan yang dirilis oleh Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), selama bulan lalu telah terjadi peningkatan tajam pertempuran di distrik Koch, Mayendit dan Leer, membuat warga sipil melarikan diri mencari perlindungan di kota Nyaal di Unity State.

“Hampir 78.000 orang mengungsi, termasuk 18.000 telah tiba selama dua pekan terakhir, sekarang mencari perlindungan di Nyaal,” kata laporan itu.

“Sekitar sepuluh perahu kano, masing-masing membawa 60 sampai 70 orang, tiba di Nyal setiap hari sejak pertengahan Agustus,” laporan itu menambahkan, Anadolu Agency melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Baca Juga: Ribuan Warga Maroko Protes Kapal Pembawa Suku Cadang Jet Tempur Israel

Menurut PBB, ribuan orang telah melarikan diri baru-baru ini dari kampung halamannya melakukan perjalanan sulit dan berbahaya menuju kota Nyaal.

Menurut PBB, banyak dari ribuan pengungsi yang menderita kekurangan gizi di Mvolo County, Western Equatoria.

“Sebuah tim mitra antar-lembaga kemanusiaan – termasuk perwakilan badan-badan PBB dan LSM nasional dan internasional – telah mengunjungi daerah itu untuk menilai situasi,” tulis laporan itu.

“Tim menemukan tentang tingkat kerawanan pangan, serta kekurangan gizi bagi anak-anak dan ibu hamil dan menyusui,” tambahnya.

Baca Juga: Perang Dua Tahun, Pelanggaran terhadap Anak di Sudan Naik 1.000 Persen

Laporan OCHA mencatat lebih 23.000 orang telah terkena dampak akibat konflik. Musim kemarau yang sedang berlangsung juga memberikan kontribusi terhadap kerawanan pangan. (T/P001/R03)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Lebih dari 300 Orang Tewas Imbas Serangan di Kamp Pengungsi Sudan

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Feature