New York, 24 Ramadhan 1434/31 Juli 2013 (MINA) – PBB dalam rilis laporan terbarunya hari Rabu (31/7) di New York, mengatakan bahwa jumlah warga sipil yang tewas atau terluka dalam insiden terkait perang di Afghanistan naik 23 persen selama enam bulan pertama 2013.
PBB dalam laporannya lebih lanjut menambahkan bahwa sekitar 1.320 warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak tewas, lebih dari 2.500 terluka dalam insiden yang terkait perang, Khaama Press melaporkan sebagaimana yang dipantau Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Menurut PBB, kelompok pejuang bertanggung jawab atas 74% kematian warga sipil dan cedera di paruh pertama tahun ini, dengan alat peledak rakitan yang ditanam oleh gerilyawan, masih tersisa ancaman tunggal terbesar bagi warga sipil Afghanistan.
Sementara laporan tersebut juga mengatakan bahwa pasukan keamanan Afghanistan dan pasukan internasional juga memberikan kontribusi terhadap korban sipil sebesar 9% dari total. Sisanya terperangkap dalam baku tembak atau tidak dapat ditentukan.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Laporan PBB juga menemukan bahwa pengurangan operasi oleh pasukan asing menyebabkan penurunan jumlah korban tersebut, disebabkan berkurangnya serangan udara koalisi. Namun PBB menyatakan keprihatinan bahwa jumlah warga sipil terluka atau tewas dalam bentrokan antara pasukan darat Afghanistan dan pejuang telah melonjak.
Menurut statistik PBB, setidaknya 443 warga sipil tewas dan 917 lainnya luka-luka dalam serangan IED (improvised explosive device) dari Januari sampai Juni, yang menunjukkan peningkatan sebesar 34 persen.
Setidaknya 207 orang tewas dan 764 lainnya terluka dalam baku tembak. PBB mendesak semua pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata berusaha lebih keras untuk melindungi warga sipil dari kekerasan terkait perang. (T/P09/R2).
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam