Bethlehem, 18 Rajab 1435/17 Mei 2014 (MINA) – Organisasi PBB untuk Perempuan, Jumat (16/5), mengecam meningkatnya kekerasan terhadap perempuan dalam rumahtangga pada keluarga-keluarga Palestina, akibat tekanan ekonomi disebabkan blokade Israel dan tekanan psikologis akibat perang.
Pernyataan ini dikeluarkan setelah terbunuhnya lagi seorang wanita Palestina akibat kekerasan dalam rumahtangga pekan ini, demikian Maan News yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA), Sabtu.
Lembaga itu mengatakan dalam sebuah pernyataan, sangat prihatin tentang pembunuhan itu, dan menyoroti peningkatan yang mengkhawatirkan dalam tingkat kekerasan pada wanita Palestina dari jumlah 13 persen pada tahun 2012 meningkat menjadi 28 persen tahun 2013.
Iini menunjukkan peningkatan yang significan, demikian pernyataan tersebut.
Baca Juga: Banyak Tentara Israel Kena Mental Akibat Agresi Berkepanjangan di Gaza
Femicide (pembunuhan perempuan) biasanya mengacu pada kekerasan yang dilakukan oleh mitra atau kerabat dari seorang wanita, meliputi bentuk terutama kekerasan yang mematikan dalam rumah tangga.
“Pemerintah Palestina telah menunjukkan kemauan politik untuk mengakhiri kekerasan terhadap itu, namun kemauan politik itu harus dinyatakan ke dalam tindakan nyata yang mendesak,” kata pernyataan tersebut.
“Pemerintah Palestina telah menunjukkan kemauan politik untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan melalui penerapan kebijakan toleransi nol tentang kekerasan terhadap perempuan dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium , dukungan dari Strategi Nasional untuk Memerangi Kekerasan terhadap Perempuan 2011-2019 dan yang paling baru , ratifikasi konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan . Kemauan politik ini harus diterjemahkan ke dalam tindakan nyata yang mendesak, ” katanya.
Sebuah survei 2012 yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik Palestina mengatakan bahwa 37 persen wanita Palestina yang tunduk pada beberapa bentuk kekerasan di tangan suami mereka, dengan tingkat tertinggi di Gaza pada 58,1 persen dan terendah di Ramallah, di 14,1 persen.
Baca Juga: Dipimpin Ekstremis Ben-Gvir, Ribuan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Ibrahimi
PBB Perempuan menyerukan segera dilakukan mekanisme serius mengatasi masalah ini yang dikordinasikan oleh Kementerian Urusan Perempuan yang menyatukan mitra kelembagaan pemerintah dan masyarakat sipil, termasuk melakukan investigasi menyeluruh atas kasus terbaru kekerasan dan mengidentifikasi respon yang tepat dalam hal menjamin perlindungan bagi perempuan Palestina dan mengakhiri impunitas bagi pelaku kekerasan terhadap mereka
Tingkat kekerasan di Gaza telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh tingkat pengangguran melayang sekitar 40 persen sebagai akibat dari blokade ekonomi Israel, serta tingkat peningkatan trauma psikologis akibat sering terjadinya aksi militer Israel.
Sementara itu angka dan data dari Badan Kesehatan Dunia, WHO, mengatakan, bahwa satu dari setiap tiga wanita di seluruh dunia, terutama di negara-negara belum maju, mengalami kekerasan di tangan suaminya. (T/P010/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat